Dunia kripto dihebohkan dengan berita hoax yang beredar terkait persetujuan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin oleh BlackRock. Akibatnya, terjadi likuidasi sebesar USD 85 juta atau setara Rp 1,3 triliun terjadi setelah investornya mendapat kabar palsu terkait keputusan SEC Amerika Serikat.
Kabar palsu ini pertama kali diposting oleh media kripto Cointelegraph di Twitter, menyebutkan bahwa SEC menyetujui berkas ETF Bitcoin spot milik BlackRock. Harga Bitcoin sempat melonjak hingga mencapai USD 30.000, tetapi kemudian merosot drastis ketika investor tau bahwa itu adalah berita bohong.
Bloomberg Intelligence secara tegas membantah berita tersebut. Eric Balchunas, analis ETF senior, menyatakan, “Sepertinya ada yang menyebarkan informasi palsu.”
James Seyffart, analis ETF lainnya, menambahkan reporter Bloomberg telah memverifikasi bahwa berita itu tidak benar.
Eleanor Terrett dari Fox Business juga mendapatkan konfirmasi langsung dari BlackRock bahwa berkas ETF Bitcoin spot mereka masih dalam peninjauan oleh SEC, menyalahkan Cointelegraph atas berita palsu yang disebarkan.
Akibat kabar palsu ini, harga Bitcoin mengalami likuidasi besar-besaran karena trader panik menutup posisi leverage mereka. Likuidasi adalah proses penutupan paksa posisi pedagang oleh bursa ketika margin awal hilang akibat pergerakan harga yang tajam.
Di tengah kekacauan ini, mantan Presiden PayPal, David Marcus, menyampaikan visinya tentang Bitcoin sebagai jaringan pembayaran global. Marcus, yang kini mengepalai perusahaan infrastruktur Lightning Network, mengatakan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk lebih dari sekadar penyimpan nilai.
Dia menekankan perlunya pengembangan Bitcoin sebagai jaringan pembayaran global yang operasional di jaringan terdesentralisasi. Marcus mencatat bahwa Bitcoin harus menyediakan transaksi yang lebih cepat, lebih murah, dan efisien untuk memungkinkan akses lebih luas.
Namun, tantangan teknis dan regulasi masih menghadang. Masalah skalabilitas Bitcoin dan peraturan yang berbeda-beda di seluruh dunia menjadi kendala. Marcus mengakui pentingnya kolaborasi dengan regulator untuk memastikan kepatuhan dan legitimasi Bitcoin sebagai solusi pembayaran global.
Meskipun krisis likuidasi terjadi akibat berita palsu, potensi persetujuan ETF Bitcoin spot tetap tinggi. Bloomberg Intelligence memperkirakan peluang 90% untuk persetujuan tersebut pada Januari 2024, terutama setelah dialog positif antara SEC dan penerbit ETF Bitcoin spot seperti ARK 21Shares.
Sementara pasar kripto masih pulih dari dampak berita palsu ini, investor diingatkan untuk tetap waspada terhadap informasi yang tidak terverifikasi dan menjaga ketahanan emosional dalam menghadapi fluktuasi pasar yang tidak terduga.