Perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, sedang mempersiapkan peningkatan penggunaan stablecoin Tether untuk mengekspor minyak mentah dan bahan bakar, karena AS baru-baru ini memutuskan untuk kembali memberlakukan sanksi terhadap negara tersebut, demikian dilaporkan oleh Reuters pada hari Senin, mengutip sumber yang akrab dengan masalah tersebut.
Reuters melaporkan pekan lalu bahwa pemerintahan Biden tidak akan memperpanjang lisensi yang meringankan sanksi minyak terhadap Venezuela setelah Presiden Nicolas Maduro gagal memenuhi janji-janji pemilihan.
Departemen Keuangan AS memberikan pelanggan dan penyedia PDVSA waktu hingga 31 Mei untuk menyelesaikan transaksi, menurut laporan Reuters.
Langkah PDVSA menuju USDT bertujuan untuk meminimalkan risiko pembekuan keuntungan penjualan minyak di rekening bank luar negeri akibat sanksi AS, kata sumber yang mengetahui kepada Reuters. Perusahaan ini dilaporkan secara bertahap beralih dari penjualan minyaknya ke USDT sejak tahun lalu.
Pada akhir kuartal pertama, PDVSA telah memindahkan banyak transaksi minyak spot non-swap ke jenis kontrak yang membutuhkan pembayaran di USDT di muka, menurut laporan tersebut. Perusahaan minyak Venezuela juga meminta pelanggan baru yang ingin melakukan transaksi minyak untuk menyimpan kripto dalam dompet digital.
Karena transaksi kripto dalam minyak tidak mematuhi departemen kepatuhan perdagangan apa pun, PDVSA dan mitra perdagangannya mengandalkan kerja sama dengan perantara, kata seorang pedagang kepada Reuters.
Namun, hal ini mungkin berarti bahwa perusahaan akan mendapatkan margin keuntungan yang lebih rendah, demikian laporan tersebut.
Pada tahun 2023, ketika AS meringankan sanksi, Venezuela mengekspor hampir 700.000 barel minyak per hari, 65% di antaranya masuk ke China dan 19% ke AS, menurut laporan Januari.
Source: https://www.theblock.co/post/290291/venezuela-usdt-oil-sanction
