Uni Eropa terkenal dengan kaitannya yang sangat ketat terhadap privasi, menjadi tempat pertama di dunia yang menerapkan regulasi perlindungan data yang aman. Namun, di sisi lain, project mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CDBC) Uni Eropa belum memiliki standar tersendiri pada mata uang kripto pribadinya.
Namun demikian, pada pekan lalu para pembuat kebijakan di Uni Eropa mengambil langkah penting untuk mengimplementasikan ruang privasi dalam digitalisasi identitas warga negara setempat. Tepat pada 9 Februari, Komite Industri, Penelitian, dan Energi memasukkan standar teknologi zero-knowledge proofs dalam amandemennya terhadap kerangka kerja European Digital Identity Framework (eID). Pembaruan terbaru ini disetujui dengan sejumlah 55 suara dengan berbanding 8 dalam komite. Pada saat ini akan diproses lebih lanjut pada tahap negosiasi.
Sementara draf terbaru masih belum tersedia untuk umum, siaran pers menunjukkan bahwa warga negara Uni Eropa akan diberikan kendali penuh atas data mereka sendiri, dengan opsi untuk memutuskan informasi apa-apa saja, dan yang akan dibagikan dengan siapa-siapa saja:
“eID baru akan memungkinkan warga negara mengidentifikasi dan mengautentikasi diri secara online (Melalui teknologi dompet identitas digital Eropa) tanpa harus menggunakan penyedia komersial lainnya, seperti yang tengah terjadi saat ini, praktik yang sesekali memunculkan kekhawatiran tentang kepercayaan, keamanan, dan privasi,” seperti yang tercantum pada siaran pers, dikutip Selasa (21/2/2023).
Seperti yang tersurat oleh Jonas Fredriksen, direktur senior urusan Pemerintah Uni Eropa di Circle, melalui Twitter:
“Proposal tersebut akan memfasilitasi munculnya model bisnis dan peluang baru dalam ekonomi digital, karena perusahaan mengembangkan produk dan layanan yang inovatif serta memanfaatkan teknologi pada zero-knowledge proofs dan solusi eID.”
Zero-knowledge proofs baru-baru ini menjadi pusat perhatian para peneliti, dan riset. Sebagai cara yang mungkin untuk memastikan kepatuhan peraturan dan privasi dalam mata uang digital.
Dalam makalah yang risetnya disusun oleh Mina Foundation yang berbasis di San Francisco, operator dari Mina Protocol; bank Jerman Hauck Aufhäuser Lampe; dan Interdisciplinary Centre for Security, Reliability, and Trust dari University of Luxembourg menunjukkan bagaimana zero-knowledge proofs bisa terhubung dengan efektif ke dalam sistem identitas elektronik eIDAS di Eropa.
Namun wajar saja, tidak semua orang yakin dengan solusi tersebut. Balázs Némethi, CEO Veri Labs dan salah satu pendiri kycDAO, dalam tulisannya untuk Cointelegraph menuturkan bahwa ketika zero-knowledge proofs berdiri sendiri saja tidak cukup, dan berbagi informasi pribadi antara peserta transaksi apakah benar perlu digunakan, mengandalkan solusi off-chain saja tidak dianjurkan. Artinya, ada kekhawatiran bahwa hanya mengandalkan zero-knowledge proofs dalam transaksi digital tidak cukup untuk menjaga privasi dan keamanan data pribadi.
Sumber: European Union discusses using zero-knowledge proofs for digital IDs, dengan perubahan seperlunya.