Saat Pemilu AS semakin dekat, China bersiap dengan rencana stimulus ekonomi besar-besaran senilai 10 triliun yuan (sekitar US$1,5 triliun) jika Donald Trump kembali berkuasa. Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (NPC) akan membahas paket ini dari 4 hingga 8 November 2024, bertepatan dengan pemilu AS. Paket ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas, yang akan menguntungkan pemerintah lokal serta sektor tanah dan properti.
Jika disetujui, paket stimulus ini akan melampaui rencana bantuan sebelumnya sebesar US$142 miliar dan bisa memberikan dorongan signifikan terhadap pasar, termasuk aset kripto seperti Bitcoin.
Analis melihat bahwa kemenangan Trump mungkin memperburuk ketidakpastian dalam hubungan AS-China, yang dapat mengarahkan para investor pada aset “safe-haven” seperti Bitcoin untuk melindungi nilai investasi mereka di tengah risiko depresiasi mata uang fiat.
Sejumlah pengamat percaya bahwa likuiditas yang dihasilkan dari stimulus ekonomi yang doersiaokan China ini dapat memperkuat permintaan Bitcoin.
Kyle Chasse, seorang analis kripto, berpendapat bahwa masuknya likuiditas dari stimulus fiskal China berpotensi mendongkrak harga Bitcoin. Meningkatnya ketidakpastian ekonomi ini bisa membawa investor China ke aset alternatif, mengingat larangan perdagangan langsung Bitcoin di China sejak 2017 yang kini diatasi dengan perdagangan peer-to-peer (P2P) melalui platform seperti Binance dan OKX.
Kesimpulan: Stimulus fiskal besar-besaran yang diusulkan China dapat membawa dampak signifikan bagi aset kripto, terutama Bitcoin, jika dipasangkan dengan kemenangan Trump yang memicu ketidakpastian hubungan AS-China. Sementara Beijing tetap waspada terhadap Bitcoin, pelonggaran kuantitatif yang diperluas ini bisa memperkuat permintaan terhadap aset kripto di pasar.
Download aplikasi Ajaib Kripto untuk jual beli Bitcoin dan aset kripto populer lainnya. Ajaib Kripto lebih aman, sudah berizin dan diawasi Bappebti serta sudah mendapatkan lisensi penuh PFAK dari BAPPEBTI.