Investor Pro

Apa Itu Automated Market Maker (AMM)? Ini Definisi dan Cara Kerjanya!

Automated Market Maker Adalah

Decentralized finance atau DeFi, telah menjadi salah satu aplikasi paling revolusioner di dalam industri Web 3. Munculnya pertukaran terdesentralisasi atau decentralized exchange (DEX) telah menciptakan adopsi aset kripto semakin luas dan juga memunculkan cara-cara baru dan inovatif untuk mengakses industri keuangan digital. Automated Market Maker menjadi salah satu dari banyak cara yang secara tradisional tidak pernah terdengar. 

Artikel ini akan membantu Kamu memahami apa itu Automated Market Maker (AMM). Tetapi sebelum itu, mari kita kenali dahulu tentang Market Maker!

Apa itu Market Maker?

Market maker memfasilitasi proses yang diperlukan untuk menyediakan likuiditas untuk pasangan perdagangan di bursa terpusat atau Centralized Exchange (CEX) dengan menggunakan sistem order book untuk mengawasi operasi pedagang dan menyediakan sistem otomatis yang memastikan pesanan perdagangan dicocokkan. 

Contoh:  ketika Trader A memutuskan untuk membeli 1 BTC seharga $34.000, bursa memastikan bahwa ia menemukan Trader B yang bersedia menjual 1 BTC dengan nilai tukar yang sesuai dengan permintaan Trader A. Dengan demikian, pertukaran terpusat kurang lebih merupakan perantara antara Trader A dan Trader B. Tugasnya adalah membuat proses perdagangan mungkin dan mencocokkan pesanan beli dan jual pengguna dalam waktu singkat.

Jadi, apa yang terjadi jika bursa tidak dapat menemukan kecocokan yang cocok untuk pesanan beli dan jual secara instan?

Alasan utamanya adalah likuiditas aset yang bersangkutan rendah.

Likuiditas, dalam hal perdagangan, mengacu pada seberapa mudah suatu aset dapat dibeli dan dijual. Likuiditas tinggi menunjukkan pasar aktif dan ada banyak pedagang yang membeli dan menjual aset tertentu. Sebaliknya, likuiditas rendah berarti ada lebih sedikit aktivitas dan lebih sulit untuk membeli dan menjual aset.

Ketika likuiditas rendah, slippage cenderung terjadi. Dengan kata lain, harga suatu aset pada titik pelaksanaan perdagangan bergeser jauh sebelum perdagangan selesai. Ini sering terjadi di medan yang bergejolak seperti pasar aset kripto.

Oleh karena itu, bursa harus memastikan bahwa transaksi dilakukan secara instan untuk mengurangi selip harga. Dalam sistem ini, penyedia likuiditas mengambil peran sebagai pembuat pasar. Dengan kata lain, pembuat pasar memfasilitasi proses yang diperlukan untuk menyediakan likuiditas untuk pasangan perdagangan.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Bitcoin dan Bagaimana Cara Kerjanya

Apa itu Automated Market Maker?

Automated market maker (AMM) adalah bagian dari ekosistem decentralized Finance (DeFi).

Sistem tersebut memungkinkan aset digital untuk diperdagangkan dengan otomatis dengan menggunakan kumpulan likuiditas (liquidity pool) daripada pasar tradisional yang bergantung pada pembeli dan penjual dengan menggunakan order book.

Pengguna AMM memasok kumpulan likuiditas dengan token kripto, yang harganya ditentukan oleh rumus matematika konstan. Kumpulan likuiditas dapat dioptimalkan untuk tujuan yang berbeda, dan terbukti menjadi instrumen penting dalam ekosistem DeFi. 

Cara Kerja AMM

Teknologi AMM digunakan di dalam industri decentralized exchange (DEX).Tidak seperti Centralized Exchange (CEX), DEX berupaya menghapus semua proses perantara yang terlibat dalam perdagangan kripto. Mereka tidak mendukung sistem pencocokan pesanan (order-matching) atau infrastruktur kustodian.

Dengan demikian, DEX mempromosikan otonomi yang bersifat terdesentralisasi sehingga pengguna dapat memulai perdagangan langsung dengan menyambungkan dompet digital seperti MetaMask trust wallet, dan lainnya, ke sebuah protokol decentralized exchange.

Protokol ini dibuat menggunakan smart contract di dalam sebuah blockchain yang berupa kode komputer yang mengeksekusi sebuah perintah secara otomatis. Dalam hal ini, menentukan harga token kripto dan menyediakan likuiditas.

Jadi, AMM menggantikan sistem order matching dan order book. Di mana, pengguna berdagang melawan likuiditas yang terkunci di dalam smart contract atau yang disebut sebagai liquidity pool.

Di AMM, siapa pun dapat menjadi penyedia likuiditas atau liquidity provider jika memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam smart-contract.

Jadi,misalkan penyedia likuiditas ingin menyetorkan jumlah token Ethereum dan Tether yang telah ditentukan sebelumnya ke kumpulan likuiditas ETH/USDT. Sebagai imbalan untuk menyediakan likuiditas ke protokol, penyedia likuiditas akan memperoleh keuntungan dari biaya dari perdagangan di pool mereka.

Baca Juga: Serba-Serbi Ripple, Modern Payment System yang Wajib Diketahui

Liquidity Provider dan Liquidity Pool, Apa Bedanya? 

Karena tidak menggunakan sistem order book dan bid-ask. Likuiditas dalam smart contract harus disediakan oleh pengguna yang disebut Liquidity Provider (LP).

Liquidity providers (LP) yang akan menambahkan dana ke liquidity pool. Liquidity Pool merupakan kumpulan token crypto yang diamankan di bawah smart contract. Liquidity Pool digunakan untuk memfasilitasi perdagangan terdesentralisasi.

Sebagai imbalan karena telah menyediakan likuiditas ke protokol, Liquidity provider akan mendapatkan keuntungan biaya dari perdagangan yang terjadi di pool mereka.

Untuk mempermudah pemahaman kalian, yuk kita lihat cara kerja dari salah satu proyek yang menggunakan teknologi AMM, yaitu Uniswap!

Liquidity Provider dan Liquidity Pool

Siapa pun dapat menjadi Liquidity Provider (LP) untuk sebuah liquidity pool dengan menyetorkan nilai yang setara dari setiap token yang mendasarinya. Token ini melacak bagian LP pro-rata dari total cadangan, dan dapat ditebus untuk aset dasar kapan saja.

Contohnya, Liquidity Provider (LP) menyetor nilai setara dengan dua token misalnya, 50% ETH dan 50% USDT ke pool ETH/USDT. 

Pasangan ETH/USDT bertindak sebagai AMM yang akan bekerja melalui smart contract menggunakan hitungan matematis untuk menjaga agar liquidity pool seimbang sehingga nilai aset sesuai dengan nilai seharusnya di pasar yaitu dengan rumus  x * y = k.

Jadi, x adalah ETH dan y adalah USDT dan k merupakan nilai konstan. Jadi nilai total k harus selalu sama dengan menyeimbangkan nilai aset x dan y.  

Pengertian Slippage

Slippage terjadi ketika pedagang membeli atau menjual aset mereka lebih atau kurang dari harga yang diharapkan. Slippage adalah perbedaan antara harga perdagangan yang diharapkan dan harga aktual. Ini adalah kejadian yang cukup umum ketika membeli dan menjual aset kripto.

Di dalam sebuah centralized exchange (CEX), Slippage dapat terjadi karena tidak ada cukup likuiditas di bursa tersebut. Selain itu volatilitas dan volume perdagangan yang ditambahkan di seluruh pasar dapat menciptakan keterputusan antara harga pasar dan harga transaksi yang cepat.

Kesenjangan antara harga pasar dan transaksi dapat menciptakan slippage positif dan negatif

  1. Slippage negatif menerima aset lebih sedikit daripada harga pasar 
  2. Slippage positif, yang jarang terjadi, akan memberi pengguna lebih banyak aset daripada harga pasar setelah menyelesaikan perdagangan.

Nah, dalam pengembangan decentralized exchange (DEX), telah menanggapi kekhawatiran dari para pedagang, pertukaran DeFi (DEX) dimana dengan memberikan solusi ke pengguna yang membantu menetapkan ekspektasi tingkat slippage atau lebih dikenal sebagai slippage tolerance melalui antarmuka pengguna (UI) mereka memungkinkan setiap pengguna menetapkan batas mereka dan merasa puas dengan hasil setiap transaksi.


Slippage Tolerance merupakan pengaturan untuk jumlah selip harga yang bersedia pengguna terima untuk sebuah transaksi di decentralized exchange. Dengan menetapkan toleransi slippage, berarti pengguna telah menetapkan jumlah minimum berapa banyak token yang akan mereka terima, jika harga naik atau turun.

Kelebihan dan Kekurangan AMM

KelebihanKekurangan

Karena sifatnya yang terdesentralisasi sehingga tidak memerlukan data diri pengguna untuk menggunakan protokol AMM.
Rentan terhadap peretasan. Seperti protokol kontrak pintar lainnya, AMM rentan terhadap peretasan dari pihak luar, yang dapat mengakibatkan hilangnya likuiditas.

Bekerja 24/7. Karena protokol dikendalikan oleh smart contract di dalam sebuah blockchain, maka pasar dapat diperdagangkan 24 jam sehari.
Impermanent loss mengacu pada kerugian sementara yang disebabkan oleh volatilitas dalam trading pair dan bisa juga terjadi ketika liquidity provider menaruh dana ke liquidity pool tertentu dan harga aset di pool tersebut berubah.
Tidak ada entitas terpusat. AMM dan liquidity pool menghilangkan kebutuhan untuk mencocokkan pembeli dengan penjual, yang menghilangkan kebutuhan akan pertukaran terpusat.Ketika aktivitas yang terjadi melalui AMM meningkat, hal tersebut menyebabkan naiknya harga gas fee atau biaya transaksi di jaringan blockchain terkait.

Artikel Terkait