Seputar Info

Digital Divide: Memahami Faktor Hadirnya Kesenjangan Teknologi

digital-divide

Digital divide adalah permasalahan modern yang muncul akibat teknologi. Di dunia yang saling terhubung saat ini, akses terhadap teknologi semakin penting untuk partisipasi dalam pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan keterlibatan masyarakat.

Namun, tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap alat dan sumber daya digital, sehingga terjadilah fenomena digital divide tersebut.

Artikel ini mengeksplorasi konsep digital divide, penyebab dan konsekuensinya, serta upaya menjembatani kesenjangan tersebut dan menciptakan masyarakat digital yang lebih inklusif.

Apa Itu Digital Divide?

Jika diterjemahkan secara harfiah, digital divide berarti kesenjangan digital/teknologi. Sementara menurut Tech Target, digital divide mengacu pada kesenjangan antara mereka yang mempunyai akses terhadap teknologi digital dan internet dan mereka yang tidak.

Kesenjangan ini dapat terwujud dalam berbagai bentuk, termasuk perbedaan akses terhadap perangkat keras (seperti komputer dan telepon pintar), konektivitas internet, keterampilan digital, dan keterjangkauan layanan teknologi.

Digital divide seringkali dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, lokasi geografis, usia, ras, dan tingkat pendidikan.

Hal ini semakin parah karena 3,7 miliar orang di seluruh dunia masih belum terhubung dengan internet. Namun apa penyebab kesenjangan digital dan bagaimana cara menghentikannya?

Teknologi berkembang lebih cepat dari sebelumnya, dan semakin diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan dan sekolah hingga farmasi dan perawatan kesehatan.

Wilayah-wilayah di dunia yang tidak memiliki infrastruktur yang tepat dan masyarakat yang tidak mampu, atau tidak tahu cara menggunakan teknologi, berada dalam posisi yang dirugikan.

Untuk menghindari dampak buruk terhadap perekonomian dan mendorong kesetaraan digital dan inklusi digital, lembaga-lembaga harus mengatasi dan berupaya menutup digital divide.

Jenis-Jenis Digital Divide

Di luar kesenjangan antara negara maju dan berkembang, populasi pedesaan dan perkotaan, serta laki-laki dan perempuan, terdapat jenis digital divide lainnya dikutip dari Investopedia, yaitu:

1. Kesenjangan Akses

Ini adalah digital divide yang paling terlihat. Hal ini mengacu pada perbedaan sosio-ekonomi di antara masyarakat dan dampaknya terhadap kemampuan mereka untuk membeli perangkat yang diperlukan untuk terhubung ke internet.

Di negara-negara berkembang, banyak orang mempunyai akses terbatas terhadap teknologi atau internet dan tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya secara efektif.

2. Pembagian Penggunaan

Hal ini mengacu pada perbedaan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh individu. Ada kesenjangan generasi dalam hal keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan internet.

Hal ini juga dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diterima seseorang. Orang yang lebih muda dan berpendidikan cenderung memiliki lebih banyak keterampilan dibandingkan orang yang lebih tua dan berpendidikan lebih rendah.

3. Kesenjangan Kualitas Penggunaan

Ukuran ini sedikit lebih rumit. Hal ini mengacu pada berbagai cara orang menggunakan internet dan fakta bahwa beberapa orang jauh lebih mampu mendapatkan informasi yang mereka perlukan dari internet dibandingkan orang lain.

Kesenjangan dalam konektivitas dan keterampilan ini mencerminkan adanya perbedaan dalam hal kekayaan dan akses terhadap pendidikan, serta diskriminasi gender.

Kesenjangan digital juga memperburuk perbedaan yang sama dengan menghalangi banyak orang mendapatkan informasi yang diperlukan untuk keluar dari situasi kehidupan mereka saat ini.

Aspek dari Digital Divide

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin cepat, teknologi juga menjadi penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk sekolah dan layanan kesehatan.

Akibatnya, digital divide semakin buruk karena mereka yang memiliki teknologi maju lebih cepat, dan mereka yang tidak memiliki teknologi semakin tertinggal. Aspek dari digital divide berusaha dijelaskan oleh sebuah artikel dari IEEE berikut ini:

1. Teknologi Berkembang Lebih Cepat

Komputer dan ponsel bukan satu-satunya jenis teknologi yang berkembang dengan kecepatan eksponensial.

Meskipun bidang-bidang ini berubah dengan cepat, terutama dengan diperkenalkannya 5G, digital divide semakin melebar seiring kemajuan teknologi dan menjadi hal yang penting dalam berbagai elemen kehidupan sehari-hari.

Seiring dengan berlanjutnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia, banyak aspek kehidupan yang sebelumnya berlangsung secara tatap muka kini beralih ke daring, seperti pendidikan.

Menurut artikel Harvard Business Review yang ditulis oleh Bhaskar Chakravorti, 55 juta siswa di AS saja beralih ke pembelajaran jarak jauh selama pandemi.

Namun, satu dari lima remaja melaporkan tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumahnya “sering” atau “kadang-kadang” karena akses internet yang tidak dapat diandalkan.

Sebanyak 12 juta anak-anak AS sama sekali tidak memiliki akses internet. Di seluruh dunia, siswa yang tidak memiliki akses internet berisiko kehilangan pendidikan sama sekali.

2. Pentingnya Teknologi untuk Kehidupan

Hal ini tidak hanya terjadi di sekolah. Banyak aspek kedokteran dan layanan kesehatan menjadi virtual setelah dimulainya pandemi Covid-19.

Telemedis, konsultasi kesehatan virtual, dan janji temu kesehatan mental melalui video merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan pascapandemi.

Teknologi kini menjadi hal yang penting dalam pengobatan sehari-hari yang biasa kita gunakan, namun teknologi juga mengubah cakupan layanan kesehatan secara keseluruhan.

Teknologi yang dapat dikenakan seperti exoskeleton dan kacamata pintar kini menjadi kenyataan, dan teknologi implan seperti implan koklea bahkan dapat berfungsi seperti headphone.

Perkembangan teknologi perawatan kesehatan juga mencakup kemajuan dalam pengujian genetik, yang kini umum digunakan pada kehamilan dan alergi di beberapa belahan dunia, serta teknologi farmasi.

3. Kesenjangan Semakin Memburuk

Ketika teknologi ini berkembang lebih cepat, mereka yang tidak memiliki akses akan lebih cepat tertinggal. Siswa tanpa akses internet tertinggal dari teman-temannya di sekolah. Kemudian, ketika siswa lain terus belajar, semakin sulit untuk mengejar ketinggalan.

Ketika negara-negara yang tidak memiliki infrastruktur teknologi berjuang untuk mengikuti arus, negara-negara yang memprioritaskan akses yang setara terhadap teknologi dan pembangunan digital sudah mulai menatap masa depan.

Pada akhirnya, digital divide antara mereka yang memiliki teknologi dan mereka yang tidak memiliki teknologi akan menjadi tidak dapat diperbaiki.

Penyebab dan Konsekuensi Digital Divide

Beberapa faktor berkontribusi terhadap kesenjangan digital, termasuk:

  • Kesenjangan Infrastruktur: Daerah pedesaan dan perkotaan yang kurang terlayani mungkin kekurangan infrastruktur broadband yang diperlukan, sehingga menyebabkan akses internet menjadi terbatas atau tidak dapat diandalkan.
  • Hambatan Finansial: Biaya pembelian perangkat dan pembayaran layanan internet dapat menjadi penghalang bagi individu dan keluarga berpenghasilan rendah.
  • Literasi Digital: Kurangnya keterampilan dan pengetahuan digital dapat menghambat kemampuan individu dalam menggunakan teknologi secara efektif untuk pembelajaran, komunikasi, dan produktivitas.
  • Faktor Sosial dan Budaya: Diskriminasi, hambatan bahasa, dan kesenjangan dalam kesempatan pendidikan dapat memperburuk kesenjangan dalam akses terhadap teknologi.

Digital divide mempunyai konsekuensi yang luas bagi individu, komunitas, dan masyarakat, termasuk:

  • Ketimpangan Pendidikan: Siswa yang tidak memiliki akses terhadap teknologi mungkin kesulitan menyelesaikan pekerjaan rumahnya, mengakses sumber daya online, atau berpartisipasi dalam pembelajaran jarak jauh, sehingga memperlebar kesenjangan prestasi.
  • Kerugian Ekonomi: Terbatasnya akses terhadap perangkat digital dan peluang kerja online dapat menghambat mobilitas ekonomi dan memperburuk kesenjangan pendapatan.
  • Kesenjangan Kesehatan: Kurangnya akses terhadap telemedis dan informasi kesehatan online dapat berdampak negatif terhadap hasil layanan kesehatan, khususnya di komunitas yang kurang terlayani.
  • Pengucilan Sosial: Pengecualian digital dapat menyebabkan isolasi sosial, karena individu kehilangan kesempatan untuk berinteraksi sosial, keterlibatan masyarakat, dan partisipasi masyarakat.

Upaya Menjembatani Digital Divide

Mengatasi digital divide memerlukan pendekatan multisisi yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, organisasi nirlaba, dan komunitas. Beberapa strategi utama meliputi:

1. Investasi Infrastruktur

Pemerintah dan perusahaan telekomunikasi dapat berinvestasi dalam memperluas infrastruktur broadband ke daerah-daerah yang kurang terlayani, termasuk masyarakat pedesaan dan lingkungan berpendapatan rendah.

2. Program Akses Terjangkau

Subsidi, diskon, dan program voucher dapat menjadikan teknologi lebih terjangkau bagi individu dan keluarga berpenghasilan rendah, sehingga memastikan akses yang adil terhadap perangkat dan layanan internet.

3. Pelatihan Keterampilan Digital

 Institusi pendidikan, perpustakaan, dan organisasi masyarakat dapat menawarkan program literasi digital untuk mengajarkan keterampilan komputer yang penting, keamanan internet, dan komunikasi online.

4. Kemitraan Komunitas

Upaya kolaboratif yang melibatkan pemangku kepentingan lokal dapat mengidentifikasi dan mengatasi hambatan unik terhadap inklusi digital di komunitas tertentu, sehingga dapat menyesuaikan intervensi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Mulai Investasi Aset Kripto di Ajaib Kripto!

Siap memulai perjalanan investasi crypto kamu? Yuk, langsung saja mulai bersama Ajaib Kripto! Cek harga crypto hari ini, dan Jual Beli Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, serta koin lainnya akan jadi lebih mudah, aman, dan tepercaya bersama Ajaib Kripto, aplikasi crypto yang sudah terdaftar dan berizin dari Bappebti.

Yuk, download Ajaib Kripto sekarang!

Artikel Terkait