Cryptocurrency dan teknologi blockchain mengusung struktur terdesentralisasi dan biaya yang lebih rendah. Namun, biaya yang lebih rendah itu tidak berarti tidak ada biaya sama sekali. Dengan munculnya Web3 dan NFT, harga biaya transaksi blockchain menjadi fluktuatif dan dikenal sebagai dengan gas fee.
Untuk blockchain seperti Ethereum dan Bitcoin, harga gas berfluktuasi berdasarkan kepadatan jaringan saat transaksi. Itu berarti semakin banyak orang yang menggunakan jaringan, semakin tinggi biaya gas.
Menilik dari fenomena menarik yang terjadi di pertengahan tahun 2022 ini, Ethereum telah menurunkan biaya gasnya menjadi $2,96 per transaksi yang merupakan biaya transaksi level terendah dalam lebih dari 10 bulan. Hal ini tentu saja merupakan kabar baik bagi para pengembang blockchain di seluruh dunia. Mengapa peristiwa ini menjadi hal yang membahagiakan bagi mereka? Supaya kamu tidak bingung, yuk kita bahas tentang gas fee.
Apa itu Gas Fee dalam Blockchain?
Gas adalah biaya yang diperlukan untuk melakukan transaksi atau mengeksekusi kontrak pada platform blockchain. Biaya ini digunakan untuk mengkompensasi penambang blockchain untuk daya komputasi yang harus mereka gunakan dalam memverifikasi transaksi blockchain. Mereka biasanya dibayar dalam cryptocurrency asli blockchain.
Harga gas itu sendiri sangat fluktuatif dan bergantung pada banyak faktor.Beberapa faktornya diantaranya adalah pasokan, permintaan, dan kapasitas jaringan pada saat transaksi.
Dua faktor utama untuk setiap blockchain adalah waktu blok (waktu yang diperlukan untuk masing-masing blockchain untuk menghasilkan blok baru) dan throughput transaksi (berapa banyak transaksi yang dapat diproses oleh satu blok). Secara umum, semakin cepat blok dihasilkan dan semakin banyak transaksi yang dapat mereka lakukan, semakin sedikit persaingan ruang blok. Ini menghasilkan biaya transaksi yang lebih murah untuk semua pengguna jaringan.
Untuk lebih mempermudah, mari kita bandingkan Bitcoin, Ethereum, dan Solana.
Waktu blok Bitcoin adalah sekitar 10 menit dan dengan ukuran blok maksimum 1 MB, setiap blok dapat memproses dari 500 hingga 4.000+ transaksi tergantung pada ukuran transaksi.
Solana memiliki ukuran blok 0,4 detik dan throughput 20.000 transaksi yang menghasilkan biaya gas yang sangat rendah.
Sementara itu, Ethereum memiliki waktu blok 13 detik dan ukuran blok sekitar 70 transaksi. Meskipun biaya gas Solana mendekati $0,000025 per transaksi (hampir 60.000 kali lebih murah daripada Ethereum), Ethereum masih menjadi blockchain paling populer untuk NFT, DeFi, dan aktivitas Web3 lainnya. Dengan ukuran blok yang kecil dan penggunaan jaringan yang begitu tinggi, mudah untuk melihat mengapa biaya gas Ethereum menjadi lebih tinggi diantara kripto lainnya
Bagaimana Cara Kerja Gas Fee?
Gas fee adalah biaya transaksi atau “bensin” di blockchain. Secara sederhananya, cara kerja gas fee adalah kumpulan biaya komputasi turunan yang dikeluarkan oleh penambang di blockchain dan ditagihkan kepada pengguna.
Jumlahnya gas fee bervariasi, tetapi juga tergantung pada kepadatan jaringan pada saat perdagangan. Harga gas yang tinggi adalah salah satu masalah utama yang terus membayangi pengguna saat ini.
Bagaimana Cara Menghitung Gas Fee?
Untuk memahami bagaimana gas fee dihitung mari kita mengambil contoh Ethereum untuk dihitung.
Pertama-tama kita harus memahami konsep gwei. Gwei adalah denominasi Ether yang sangat kecil (1 gwei = 0,000000001 ETH) yang digunakan untuk mengukur biaya gas. Misalnya, biaya gas sebesar 30 gwei akan setara dengan 0,000000030 ETH.
Mekanisme biaya transaksi Ethereum diperbarui pada Agustus 2021 yang disebut London Upgrade. Setelah London Upgrade, setiap total biaya transaksi jaringan Ethereum dihitung menggunakan rumus berikut:
Total biaya = unit gas (batas) x (biaya dasar + tip)
Unit gas adalah jumlah maksimum gas yang bersedia dibayar oleh pengguna untuk menyelesaikan transaksi. Jenis transaksi yang berbeda di jaringan Ethereum memerlukan jumlah gas yang berbeda agar berhasil diselesaikan.
Biaya dasar adalah jumlah minimum gas yang diperlukan untuk memasukkan transaksi di blok tertentu. Jaringan menghitung biaya dasar berdasarkan permintaan dan ruang blok. Biaya dasar cenderung lebih tinggi ketika ada banyak pengguna yang berinteraksi dengan jaringan Ethereum. Ketika sebuah blok ditambang, biaya dasar “dibakar”, mengeluarkannya dari peredaran.
Tips, atau biaya prioritas, adalah biaya tambahan yang dibayarkan pengguna agar transaksi mereka selesai lebih cepat. Semakin besar tipnya, semakin banyak insentif penambang Ethereum harus memprioritaskan transaksi tertentu di atas yang lain
Jadi dengan semua itu, berikut adalah contoh perhitungan biaya gas dasar. Katakanlah kamu ingin membeli NFT seharga 1 ETH.
Batas gas gwei saat itu adalah 21.000 unit, biaya dasar adalah 50 gwei, dan termasuk tip 15 gwei. Sehingga perhitungan gas adalah sebagai berikut.
21.000 (batas gas) x (50 (biaya dasar) + 15 (Tips)), atau 21.000 x (50 + 15) menghasilkan total gas fee 1.365.000 gwei atau 0,001365 ETH.
Sehingga saat kamu mau membeli NFT dengan harga 1 ETH maka kamu harus membayar 1.001365 ETH yang akan dibebankan dari dompet kamu.
Pengguna juga dapat menetapkan biaya maksimum untuk transaksi, yang memberi kendali penuh atas jumlah maksimum absolut yang ingin dibayarkan dengan biaya dasar dan biaya prioritas yang disertakan.
Mengapa Transaksi di Blockchain Membutuhkan Gas Fee?
Gas fee penting untuk memudahkan penghitungan sumber daya yang digunakan saat melakukan transaksi pada blockchain, contohnya transaksi NFT.
Bukan hanya itu, gas fee juga mengamankan jaringan yang digunakan oleh pengguna untuk mencegah spamming hingga indikasi kecurangan lainnya dalam blockchain serta mengurangi pemborosan kode komputasi.
Mengapa Gas Fee Mahal dan Bagaimana Cara Mengatasinya?
Salah satu alasan utama mengapa gas fee mahal adalah popularitas dari kripto tertentu, contohnya Ethereum. Secara sederhananya, ketika permintaan akan suatu aset kripto naik maka harga juga akan meningkat. Contohnya saat ini, Ethereum memiliki ratusan ribu pengguna, dengan lebih dari satu juta transaksi dilakukan setiap hari yang membuat blockchain membutuhkan lebih banyak daya komputasi.
Ketika ada ribuan transaksi di jaringan blockchain, sumber daya yang diperlukan untuk memproses dan memvalidasi transaksi tersebut juga tinggi, yang mengarah ke harga gas yang tinggi.
Lalu, bagaimana cara mengatasi gas fee yang tinggi? Berikut ada beberapa cara yang bisa kamu perhatikan.
Salah satu caranya adalah melakukan upgrade sistem seperti yang dilakukan oleh tim Ethereum yang disebut dengan Ethereum 2.0. Ethereum 2.0 dirancang untuk meningkatkan skalabilitas, keamanan, dan efisiensi dan akan secara signifikan mengurangi biaya bahan bakar dengan mengurangi jumlah daya komputasi yang dibutuhkan untuk setiap transaksi.
Selanjutnya kamu bisa memilih koin lain yang lebih rendah biaya gasnya. Usahakan bertransaksi saat akhir pekan dan lakukan transaksi di saat jam transaksi sedang tidak sibuk.
Selalu lakukan setting biaya dasar yang lebih rendah di dompet kamu, kelemahannya transaksi menjadi lebih lambat, macet, atau bahkan gagal tapi hal tersebut dapat mencegah kamu mendapatkan gas fee yang tinggi. Terakhir, gunakan Layer-2s dan manfaatkan gas fee tracker seperti Blocknative Gas Estimator.
Nah, buat kamu yang berminat terjun di bidang cryptocurrency, informasi ini tentu sangat penting. Jika kamu ingin berinvestasi kripto dengan aman, pastikan untuk beralih ke Ajaib Kripto, yang menyediakan layanan jual beli cryptocurrency terpercaya. Yuk download aplikasi Ajaib segera!
Baca Artikel Lainnya di Ajaib Kripto!
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto dengan klik button di bawah ini!