Berita

Goldman Sachs Terus Pacu Bisnis Aset Digital

Goldman Sachs Terus Pacu Bisnis Aset Digital

Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia kripto yang sedang dilanda badai, membuat banyak perusahaan aset digital terhempas maupun lembaga keuangan yang kembali menurunkan tensinya atas aset digital. Lain halnya dengan Goldman Sachs yang justru terus memperkuat bisnis berbasis blockchain-nya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Matthew McDermott selaku Kepala Divisi Aset Digital Goldman Sachs.

Menurutnya perusahaan masih terus mempekerjakan karyawan sesuai kebutuhan bisnis yang berarti Goldman Sachs tidak akan melakukan perampingan maupun menahan keinginan untuk ekspansi bisnis.

Apalagi dengan jumlah karyawan yang ada di divisi aset digital terus berkembang signifikan. Berawal dari 4 orang di tahun 2020, lalu naik menjadi 70 orang di posisi saat ini.

Fakta ini jelas semakin menunjukkan bahwa bisnis aset digital milik Goldman Sachs akan tetap berkembang walaupun pasar bergerak liar. Hanya saja, kepercayaan diri perusahaan ini tampaknya tidak berlaku dengan bisnis perusahaan secara menyeluruh.

Mengingat, perusahaan sebelumnya melakukan pemangkasan pada jumlah karyawan secara masif dengan tujuan menekan efisiensi. 

Hal ini bisa dilihat dari bulan lalu, Goldman Sachs melakukan pengurangan sebanyak 3.200 karyawan atau setara dengan 6,5 persen dari jumlah total karyawan.

Hong Kong Menjadi Pengguna Blockchain Goldman Sachs

Bisnis aset digital milik Goldman Sachs sendiri berkembang cukup signifikan melalui platform blockchain-nya yaitu GS DAP. Di mana, Hong Kong menjadi salah satu negara yang memanfaatkan blockchain Goldman Sachs pada penjualan perdana green bond. Hal ini dimanfaatkan dengan melakukan tokenisasi surat utang hijau mencapai 800 juta HKD atau setara 102 juta USD. 

Aksi ini membuat Hong Kong berhasil memangkas penyelesaian transaksi lebih singkat yaitu dari 5 hari menjadi hanya 1 hari. Keunikan yang ditawarkan oleh GS DAP sebagai blockchain Goldman Sachs yaitu memiliki perbedaan dengan blockchain swasta lainnya. Mengingat, GS DAP sebagai private blockchain dan tidak masuk ke jenis blockchain publik seperti Ethereum.

Tidak heran jika teknologi blockchain dianggap bisa meningkatkan fungsi pasar layaknya ekuitas swasta. Menurut McDermott, blockchain memungkinkan investor melihat data lebih transparan dan lengkap sehingga unit bisnis baru milik Goldman Sachs bisa lebih berkembang jika dibandingkan unit lainnya. Hal ini bisa mendorong likuiditas lebih banyak sehingga mampu mendatangkan investor lebih banyak.

Aksi Tancap Gas Juga Dilakukan Raksasa Investasi Lainnya

Pada dasarnya, Goldman Sachs tidak sendiri dalam hal terus mempertahankan bisnis aset digital. Hal ini bisa dilihat dari Credit Suisse sebagai salah raksasa investasi yang tetap menjalankan bisnisnya di industri kripto alias tidak terpengaruh atas penurunan pasar.

Apalagi pada awal tahun ini, perusahaan berhasil memimpin pendanaan mencapai 65 juta USD untuk platform infrastruktur aset digital yaitu Taurus.

Akan tetapi, para pelaku bisnis perbankan yang mulai menggarap bisnis kripto secara lebih dalam justru membuat regulator khawatir. Di mana, beberapa otoritas perbankan di Amerika Serikat seperti Federal Reserve, Federal Deposit Insurance Corporation, hingga Office of the Comptroller of the Currency mengeluarkan pernyataan secara bersamaan mengenai bank yang harus memiliki alat kuat dalam memantau dana entitas kripto yang disimpan melalui bank.

Regulator sendiri menaruh fokus di cadangan kripto pada bank seperti bentuk stablecoin dengan arus keluar cepat. Walaupun sebenarnya bank tidak dilarang untuk melayani simpanan, hanya saja sikap yang ditunjukkan ini menjelaskan jika para regulator ingin lebih berhati-hati pada industri kripto.

Untuk mendapatkan berita menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto dengan klik button di bawah ini!

Sumber: https://id.beincrypto.com/goldman-sachs-geber-bisnis-aset-digital/

Artikel Terkait