Investor Pemula

Haji Metaverse Ramai Diperbincangkan, Begini Pandangan Hukum Islam

haji-metaverse

Masa pandemi yang sempat melanda dunia selama hampir tiga tahun menuntut aktivitas harian dilakukan dari rumah. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi yang semakin ditingkatkan hingga membuat banyak aktivitas dilakukan secara digital, tidak terkecuali ibadah. Haji Metaverse menjadi salah satu konsep ibadah digital yang diusung dengan memanfaatkan teknologi.

Perbincangan mengenai Haji Metaverse sendiri sempat hangat di media sosial yang menuai pandangan pro dan kontra. Gagasan yang dicanangkan oleh pemerintah Arab Saudi ini nantinya akan menggunakan bantuan perangkat virtual reality sehingga memungkinkan umat Islam bisa menyentuh Hajar Aswad tanpa harus meninggalkan rumah.

Akan tetapi, bagaimana pandangan Islam mengenai ibadah Haji Metaverse yang dilakukan tanpa harus mengunjungi Mekkah? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Haji Metaverse?

Sebelum mengetahui apakah Haji Metaverse bisa dikatakan sah atau tidak, ada baiknya kamu memahami apa yang dimaksud dengan Haji Metaverse itu sendiri. Pada dasarnya, Haji Metaverse merupakan proyek yang diluncurkan Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman Sudais, untuk membuat setiap pengguna bisa merasakan pengalaman dari ritual haji maupun umrah secara virtual.

Setiap umat Muslim nantinya bisa menjalankan aktivitas Haji, salah satunya adalah menyentuh Hajar Aswad atau batu suci tanpa harus meninggalkan rumah. Rencana proyek metaverse ini sendiri merupakan hasil kolaborasi Universitas Umm al-Qura, Administrasi Urusan Pameran, dan Museum Arab Saudi dengan membuat virtual reality atau VR Ka’bah Masjidil Haram melalui metaverse.

Gagasan ini sendiri sudah dilakukan sejak akhir Januari 2022. Menurut salah satu developer dari proyek Haji Metaverse, ada banyak warisan dalam sejarah Islam yang berada di wilayah tersebut, salah satunya Masjid Makkah sehingga harus didigitalkan sebagai kepentingan bagi semua orang. Nantinya, setiap pengguna akan memanfaatkan kacamata VR dalam menikmati pengalaman menarik melihat Ka’bah.

Teknologi bernama Virtual Black Stone Initiative ini juga didasarkan dengan masa pandemi yang sebelumnya berlangsung. Ditambah dengan dukungan teknologi yang memungkinkan pengguna merasakan sentuhan, pendengaran, bahkan wangi sekalipun.

Kontra Haji Metaverse Menurut Hukum Islam

Kehadiran rencana proyek Haji Metaverse ini tidak bisa dianggap sah menjadi bagian dari ibadah haji. Salah satunya diungkapkan oleh Lembaga Presiden Urusan Keagamaan Turki yang menegaskan, Haji Metaverse tidak bisa dikatakan sebagai ibadah Haji karena mengacu pada syariat ibadah itu sendiri yaitu menyentuh lantai Mekkah secara langsung.

Sementara itu bagi Majelis Ulama Indonesia alias MUI juga memberikan pandangan serupa berdasarkan hukum Islam mengenai Haji Metaverse. Menurut Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, ibadah haji adalah ibadah dengan tata cara pelaksanaannya sudah sesuai ketentuan. Mengingat, ada beberapa ritual yang harus dilakukan secara fisik atau membutuhkan kehadiran fisik di tempat yang ditentukan.

Dia menambahkan bahwa Haji sebagai ibadah mahdhah yang bersifat dogmatik dengan tata cara pelaksanaannya sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, menurutnya manasik haji maupun umrah tidak dapat dilakukan hanya dalam hati, angan-angan, bahkan virtual sekalipun. Hal ini termasuk melaksanakan aktivitas mengelilingi gambar Ka’bah maupun replika Ka’bah.

Mengingat, manasik haji ini juga melakukan kunjungan ke sejumlah tempat seperti thawaf dengan tata cara mengelilingi Ka’bah hingga tujuh kali putaran yang dimulai dari sudut Hajar Aswad dengan Ka’bah ada di posisi kiri.

Nilai Positif Ibadah Haji Metaverse

Perbincangan mengenai Haji Metaverse ini dianggap sebuah kesalahpahaman dari sisi tujuan. Menurut seorang pejabat Arab Saudi yang mencoba meluruskan hal tersebut dengan klarifikasi jika sebenarnya Ka’bah Metaverse ini digunakan menjadi media manasik haji alias menyimulasikan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan urutan maupun tata cara dari rukun-rukun haji bukan ibadah haji sesungguhnya.

Menurut pandangan MUI juga tidak berbeda, ada sisi positif dari rencana proyek Haji Metaverse ini karena hal tersebut bisa menjadi pengembangan teknologi yang memungkinkan jemaah haji maupun umrah bisa mengeksplorasi lokasi-lokasi mereka akan melakukan ritual ibadah haji sesungguhnya dengan mempelajari lokasi Ka’bah secara tepat.

Calon jemaah haji dan umrah bisa mempelajari lokasi serta area suci untuk dikunjungi sebelum menunaikannya secara nyata. Mengingat, sejumlah lokasi tersebut akan divisualisasikan di depan mata setiap pengguna.

Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, layanan haji dan umrah juga harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga harus bertransformasi ke arah digital. Apalagi Menteri Agama juga akan melakukan penjajakan untuk manasik Haji Metaverse tersebut dan memberi dukungan penuh bagi transformasi digital untuk layanan haji maupun umrah.

Para jemaah juga tidak perlu lagi diberikan manasik secara konvensional yang menghabiskan banyak waktu dan biasa sehingga akan lebih hemat. Beliau juga menambahkan, selain melakukan manasik ibadah Haji Metaverse, para jemaah juga wajib diberikan manasik mengenai tata cara dalam menggunakan toilet pesawat maupun kunci kamar hotel.

Menurutnya, hal tersebut belum bisa dilakukan secara masif sehingga dengan menggunakan teknologi metaverse yang membuat sejumlah hal didigitalisasi, maka hal ini bisa menjadi solusi ke depannya.

Sedikit Penjelasan Mengenai Metaverse

Sederhananya, metaverse sendiri merupakan sebuah kombinasi dari sejumlah elemen teknologi meliputi virtual reality, augmented reality, hingga video yang memungkinkan penggunanya bisa melakukan interaksi melalui dunia digital. Setiap pengguna metaverse bisa bekerja, bermain, menonton konser, mengikuti konferensi, hingga melakukan perjalanan keliling dunia secara virtual.

Dengan diterapkannya metaverse, aktivitas yang melibatkan fisik akan semakin sedikit dilakukan. Walaupun hal ini membuat semua hal menjadi praktis dan cepat, namun ada risiko yang harus dihadapi jika menggunakan teknologi ini.

Haji Metaverse sendiri menjadi salah satu pengembangan dari penerapan dunia metaverse yang semakin banyak dilirik saat ini. Apalagi nilai positif dari penerapan Haji Metaverse ini bisa membantu orang-orang yang mungkin belum sempat menunaikan ibadah haji, merasa semakin terpacu untuk segera melakukannya.

Perkembangan dunia metaverse saat ini juga tidak lepas dari peran pendukungnya, salah satunya adalah aset kripto. Pengembangan metaverse yang semakin pesat ini tentu akan berdampak positif bagi proyek kripto yang fokus di bidang metaverse sehingga menjadi proyek menjanjikan untuk dipilih.

Selain itu, investasi aset kripto juga didukung kemudahan berkat banyaknya platform yang membantu. Salah satunya adalah aplikasi Ajaib Kripto yang bisa membantu kamu mendapatkan aset kripto secara aman dan mudah. Caranya dengan download aplikasi Ajaib Kripto di smartphone kamu untuk mulai investasinya.

Mulai Investasi Aset Kripto di Ajaib Kripto!

Siap memulai perjalanan investasi crypto kamu? Yuk, langsung saja mulai bersama Ajaib Kripto! Cek harga crypto hari ini, dan Jual Beli Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, serta koin lainnya akan jadi lebih mudah, aman, dan tepercaya bersama Ajaib Kripto, aplikasi crypto yang sudah terdaftar dan berizin dari Bappebti.

Yuk, download Ajaib Kripto sekarang!

Artikel Terkait