Investor Pro

Efek Konflik Iran-Israel terhadap Pergerakan Bitcoin

konflik-iran-israel

Pandangan dunia saat tertuju pada konflik Iran-Israel yang terjadi baru-baru ini. Peperangan tidak hanya memengaruhi negara yang berkonflik saja, tetapi juga perekonomian secara global.

Peperangan juga tidak luput memengaruhi dunia kripto. Hal ini disebabkan pasar kripto selalu rentan terhadap peristiwa geopolitik dan keuangan global.

Bagaimana dampak konflik Iran-Israel terhadap pergerakan bitcoin? Apakah tensi geopolitik memanas akan mempengaruhi harga BTC setelah halving? Yuk, simak artikel berikut ini!

Perang dan Bitcoin

Israel dan Iran merupakan negara yang memiliki nuklir yang dapat dijadikan sebagai alat pertahanan negara.

Umumnya, negara-negara yang memiliki nuklir akan terlibat dalam perjanjian internasional, yaitu Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) yang ditandatangani pada tahun 1968 yang melarang penggunaan nuklir sebagai senjata.

Namun, Israel tidak terlibat dalam penandatanganan perjanjian NPT. Berbeda dengan Iran yang telah menandatangani NPT. Hal ini yang memicu kekhawatiran dunia atas penggunaan senjata nuklir dalam penyelesaian konflik.

Adanya tensi geopolitik memanas membuat berbagai negara mulai membantu sekutunya. Bantuan tersebut dapat berupa tentara, senjata hingga keuangan.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang membantu sekutunya, Israel, memengaruhi ekonomi secara global karena Amerika Serikat pemilik mata uang dolar yang merupakan mata uang perdagangan internasional.

Tensi geopolitik memanas dalam perang Iran-Israel tidak hanya sekedar perang kata-kata saja, tetapi juga aksi nyata yang kemudian menciptakan gelombang ketegangan yang terasa di pasar keuangan global, termasuk pasar kripto.

Hal ini terbukti ketika terjadi serangan dari Iran ke Israel pada Senin, 15 April 2024, mengakibatkan reaksi tidak hanya terjadi pada mata uang fiat, tetapi juga pada aset digital, seperti bitcoin. Harga BTC turun 1,6% dalam 24 jam menjadi USD63,382.7.

Begitu juga ketika terjadi serangan Israel ke Iran pada 19 April 2024 juga menciptakan penurunan pada harga BTC sebesar 8% menjadi USD60,800.

Padahal, bitcoin sedang menyambut masa halving-nya yang terjadi setiap 4 tahun sekali. Namun, pasar kripto kehilangan kapitalisasi pasar kripto sekitar Rp2.000 triliun dalam 1 hari.

Penurunan harga BTC mengakibatkan koin lain pada pasar kripto ikut terpuruk sebab bitcoin merupakan pusat pergerakan pasar kripto.

Keluarnya investor dari pasar kripto akibat konflik Iran-Israel karena investor mulai beralih ke aset-aset alternatif yang safe haven seperti emas dan dolar AS.

Hal ini terbukti, sejak terjadinya serangan dari konflik Iran-Israel harga dolar dan harga emas meroket ke level tertinggi.

Penurunan harga BTC karena para investor menjual aset kripto mereka untuk mendapatkan likuiditas atau menghindari risiko lebih lanjut.

Inflasi akan terjadi di berbagai negara dan akan meninggi akibat krisis energi. Harga minyak mentah, batu bara hingga gas alam meroket gila-gilaan.

Inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral di hampir seluruh dunia mulai bersikap hawkish. Mereka akan menaikkan suku bunga dengan alasan untuk meredakan kenaikan inflasi.

Selama terjadi peperangan dalam jangka yang panjang dan melibatkan banyak negara untuk terlibat, maka mungkin krisis keuangan global akan segera terjadi.

Bitcoin Pasca Konflik

Perang Iran-Israel memang langsung direspons oleh pasar keuangan global.

Tensi geopolitik memanas memang mengakibatkan turunnya harga BTC dalam pasar kripto. Hal ini juga pernah terjadi ketika Rusia melakukan serangannya ke Ukraina pada tahun 2022.

Namun, secara perlahan, pasar keuangan merespons pemulihan dari kondisi terpuruknya. Ketika harga BTC menyentuh ATH baru, perang Rusia dengan Ukraina belum berakhir.

Ini menunjukkan perang tetap dapat terjadi dan pasar kripto akan pulih dan menyesuaikan kondisinya dengan keadaan dunia.

Hal yang sama terjadi setelah halving bitcoin selesai pada 20 April 2024. Harga BTC kembali mengalami peningkatan walaupun di tengah perang Iran-Israel.

Kenaikan harga BTC juga mempengaruhi aset kripto lainnya seperti Ethereum yang mengalami kenaikan sebesar 1,4% menjadi USD 3,114.78.

Kenaikan harga BTC ini memang hanya sebagai momentum euforia setelah halving. Namun, hingga kini tanda-tanda kelanjutan konflik Iran-Israel juga belum terlihat sehingga membuat pasar kripto dapat bernapas lega.

Maka tidak heran jika harga BTC dipercaya akan naik kembali. Apalagi jika negara yang mengalami dampak ekonomi akibat perang terus mengalami pelemahan mata uang lokalnya.

Maka akan membuat beberapa individu mulai melirik bitcoin sebagai alternatif investasi. Kenaikan aset kripto dipercaya mampu mengalahkan laju kenaikan inflasi.

Penggunaan bitcoin sebagai investasi yang aman juga sudah mulai banyak diterapkan. Bahkan, Robert Kiyosaki yang dulunya antibitcoin, kini menganggap bitcoin sebagai salah satu investasi safe haven seperti emas dan perak.

Apalagi saat ini, beberapa negara sudah mulai mengizinkan penerapan ETF bitcoin. Belum lagi saat ini mulai diajukan untuk perizinan penggunaan ETF untuk Ethereum.

Tentunya, ini menjadi pertanda aset kripto mulai diakui sebagai investasi yang aman.

Kita berharap konflik Iran-Israel segera berakhir dan perekonomian global dapat pulih sepenuhnya.

Baca Berita Menarik Lainnya di Ajaib Kripto!

Kamu dapat memulai investasi kripto bersama Ajaib Kripto yang sudah terdaftar dan berizin dari Bappebti. Jangan lupa intip informasi seputar dunia kripto pada blog Aplikasi Ajaib Kripto. Tunggu apa lagi? Download sekarang juga.

Artikel Terkait