Investor Pemula

Memahami Moving Average Convergence Divergence (MACD) untuk Trading Crypto

macd

Dalam trading crypto, ada banyak indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar, salah satunya MACD. Indikator ini bisa membantu trader untuk mengidentifikasi tren pasar, mengambil keputusan entry dan exit posisi, serta mengatur manajemen risiko secara lebih baik.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang cara menggunakan MACD dalam trading crypto dan strategi-strategi trading yang dapat diaplikasikan dengan menggunakan indikator ini.

Apa Itu Moving Average Convergence Divergence (MACD)?

Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah salah satu indikator teknikal yang populer digunakan dalam analisis pasar keuangan. Indikator ini mengukur perbedaan antara dua moving average, yaitu moving average cepat dan moving average lambat, untuk menghasilkan sinyal-sinyal trading yang berguna.

Indikator ini terdiri dari tiga komponen utama, yakni garis MACD, garis sinyal, dan histogram. Garis MACD adalah selisih antara moving average cepat dan lambat, sedangkan garis sinyal adalah moving average dari indikator itu sendiri.

Histogram menunjukkan perbedaan antara garis MACD dan garis sinyal. Indikator ini dapat membantu trader untuk mengidentifikasi tren pasar, momentum, serta divergensi pasar. Indikator ini dapat diterapkan pada berbagai pasar keuangan, termasuk pada trading crypto.

Cara Menggunakan MACD

Cara menggunakan Moving Average Convergence Divergence dalam trading crypto dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Mengamati Garis MACD dan Garis Sinyal

Garis MACD terdiri dari dua moving average yaitu fast EMA (12 periode) dan slow EMA (26 periode), sedangkan garis sinyal adalah moving average dari MACD itu sendiri (9 periode). Jika garis MACD melewati garis sinyal dari bawah ke atas, ini menunjukkan sinyal beli. Sebaliknya, jika garis melewati garis sinyal dari atas ke bawah, ini menunjukkan sinyal jual.

2. Membaca Histogram MACD

Histogram menunjukkan perbedaan antara garis MACD dan garis sinyal. Jika histogram bergerak di atas garis 0, ini menunjukkan bahwa bullish momentum sedang meningkat. Sebaliknya, jika histogram bergerak di bawah garis 0, ini menunjukkan bahwa bearish momentum sedang meningkat.

3. Mencari Divergensi

Divergensi terjadi ketika pergerakan harga tidak sejalan dengan pergerakan Moving Average Convergence Divergence. Divergensi bullish terjadi ketika harga mencapai level terendah yang baru, tetapi Moving Average Convergence Divergenc tidak mengikuti dan malah membuat level higher lows. Ini menunjukkan bahwa momentum bearish melemah dan bisa menjadi sinyal beli.

Sebaliknya, divergensi bearish terjadi ketika harga mencapai level tertinggi yang baru, tetapi Moving Average Convergence Divergence tidak mengikuti dan malah membuat level lower highs. Ini menunjukkan bahwa momentum bullish melemah dan bisa menjadi sinyal jual.

4. Menghindari Sinyal Palsu

Sebagai indikator lagging, Moving Average Convergence Divergence dapat memberikan sinyal palsu. Oleh karena itu, trader harus mengonfirmasi sinyal MACD dengan menggunakan indikator lain atau analisis teknikal lainnya sebelum memutuskan untuk membuka posisi.

Dalam menggunakan indikator ini, trader juga dapat mengatur parameter yang sesuai dengan preferensi trading mereka. Sebagai contoh, trader dapat memperkecil atau memperbesar periode moving average untuk memperoleh sinyal yang lebih cepat atau lebih lambat. Selain itu, Moving Average Convergence Divergence juga dapat digunakan bersama dengan indikator teknikal lainnya untuk memberikan sinyal trading yang lebih akurat.

Contoh Penggunaan MACD dalam Trading Crypto

Misalkan trader ingin memperdagangkan Bitcoin (BTC) dengan menggunakan Moving Average Convergence Divergence. Trader dapat membuka chart BTC/USD di platform trading dan menambahkan indikator Moving Average Convergence Divergence pada chart tersebut.

Setelah indikator ditambahkan pada chart, trader dapat mengamati garis MACD dan garis sinyal untuk mencari sinyal trading yang berguna. Jika garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah ke atas, ini menunjukkan sinyal beli (buy) atau entry posisi long. Sebaliknya, jika garis MACD melintasi garis sinyal dari atas ke bawah, ini menunjukkan sinyal jual (sell) atau entry posisi short.

Trader juga dapat menggunakan histogram untuk memperoleh konfirmasi sinyal trading yang lebih kuat. Jika histogram positif dan semakin membesar, ini menunjukkan bahwa momentum bullish semakin kuat dan dapat dianggap sebagai sinyal beli yang lebih kuat.

Sebaliknya, jika histogram negatif dan semakin membesar, ini menunjukkan bahwa momentum bearish semakin kuat dan dapat dianggap sebagai sinyal jual yang lebih kuat.

Dalam trading crypto, MACD juga dapat digunakan bersama dengan strategi trading lainnya, seperti strategi breakout atau strategi pullback. Misalnya, jika terjadi breakout dari resistance level yang signifikan, trader dapat mencari konfirmasi dengan melihat sinyal beli dari indikator MACD.

Jika garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah ke atas saat breakout terjadi, ini dapat dianggap sebagai sinyal beli yang kuat dan dapat dijadikan sebagai entry point posisi long. Namun, seperti halnya dengan indikator teknikal lainnya, indikator ini juga memiliki keterbatasan dan dapat memberikan sinyal palsu atau tidak akurat pada kondisi pasar tertentu.

Oleh karena itu, sebaiknya trader selalu menguji dan memperbaiki strategi trading mereka secara terus-menerus dengan mengamati kinerja indikator MACD dan menerapkan manajemen risiko yang tepat.

Mulai Investasi Aset Kripto di Ajaib Kripto!

Siap memulai perjalanan investasi crypto kamu? Yuk, langsung saja mulai bersama Ajaib Kripto! Cek harga crypto hari ini, dan Jual Beli Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, serta koin lainnya akan jadi lebih mudah, aman, dan tepercaya bersama Ajaib Kripto, aplikasi crypto yang sudah terdaftar dan berizin dari Bappebti.

Yuk, download Ajaib Kripto sekarang!

Artikel Terkait