Investor Pro, Seputar Info

Mengenal Aptos (APT), Mengapa Disebut Solana Killer?

Mengenal Aptos (APT), Mengapa Disebut Solana Killer?

Tahun 2022 sudah hampir berakhir. Namun, kita tidak mungkin melupakan si “Solana Killer” yang sempat ramai dibicarakan di sepanjangan tahun ini, yaitu Aptos. Namun, Apa itu Aptos? mengapa bisa disebut sebagai Solana killer? dan bagaimana cara kerjanya?

Apa Itu Aptos

Aptos merupakan startup web3 yang fokus pada pembangunan layer 1 yang dapat diskalakan. Blockchain ini merupakan sebuah blockchain layer 1 berbasis Proof-of-Stake yang menggabungkan pemrosesan transaksi paralel dengan bahasa smart contract baru yang dinamakan Move. Move ini merupakan fitur yang bisa memfasilitasi throughput transaksi teoretis lebih dari 100.000 transaksi per detik. 

Blockchain layer 1 ini berhasil membuat sebuah gebrakan di dunia crypto karena berhasil mengumpulkan sekitar $200 juta di putaran awal, yang dipimpin oleh Andreessen Horowitz alias firma modal ventura paling terkenal. 

Sejarah

Aptos didirikan bersama oleh Mo Shaikh (CEO) dan Avery Ching (CTO), keduanya mantan karyawan Meta yang memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai pengembang dan insinyur senior di industri blockchain. Tim ini terdiri dari sekelompok PhD, peneliti, insinyur, perancang, dan ahli strategi yang berjuang keras. Mereka adalah pencipta asli, desainer dan pembangun Diem. Proyek tersebut gagal, lalu mereka memutuskan untuk keluar dan membuat proyek baru, hingga lahirlah Aptos sebagai blockchain layer 1. 

Tim Aptos juga cukup aktif merekrut beberapa mantan staf solana, seperti Austin Virts. Selain itu, beberapa pendukung Solana juga ikut bergabung di Aptos. Perusahaan ini memang digadang-gadang menjadi the next solana, namun masih banyak orang yang juga mempertanyakan apakah Aptos worth dalam proyek masa mendatangnya. 

DI awal perkembangannya, blockchain ini terbukti berhasil mengumpulkan pendanaan mencapai $200 juta Andressen Horowitz, yang mana disusul oleh Seri A dari FTX Venture. 

Teknologi

Beberapa teknologi yang membuat blockchain ini jadi unggul adalah:

  1. Move Smart Contract. 

Move merupakan sebuah bahasa pemrograman yang ada di smart contract milik Aptos. Move fokus kepada keamanan serta fleksibilitas dalam konteks penggunaannya. Nantinya, ekosistem yang dibuat dengan bahasa Move ini terdiri dari virtual machine, layakya Ethereum Virtual Machine (EVM), dan juga kompiler kode, hingga development tools lainnya. Aptos Foundation berambisi kalau Move mungkin akan menjadi Javascript Web3 masa kini.  

  1. Proof-of-Stake (PoS)

Konsensus ini merupakan konsensus yang cukup banyak digunakan di era ini. PoS merupakan konsensus blockchain yang proses validasi transaksinya dilakukan oleh validator dan menggunakan sejumlah koin yang dipertaruhkan sebagai jaminan di dalam jaringannya.

  1. Protokol konsensus BFT

BFT mungkin sedikit terdengar asing, namu Byzantine Fault Tolerance (BFT) ini merupakan sebuah protokol yang mendukung pemrosesan transaksi yang terjadi secara paralel. Transaksi jenis ini akan mengurangi latensi dalam proses konfirmasi transaksi dan juga membuat proses transaksi jauh lebih cepat. 

Tokenomics Aptos

sumber: pintu.co.id

APT memiliki maximum supply sebesar 1 Miliar. Seperti gambar diatas, sekitar 51,02% didistribusikan ke komunitas dengan periode vesting 10 tahun, dan 125 juta tidak dikunci. Sedangkan sisanya 48,98%, akan diberikan ke investor, seperti Aptos Labs dan Foundation dengan periode vesting 10 dan 4 tahun. Selain itu, Aptos Labs menjelaskan bahwa 82% suplai awal APT berada dalam skema staking.

Sekitar 410.217.359,767 token dipegang oleh Aptos Foundation, lalu Aptos Labs memegang sisanya sebesar 100.000 token. Token-token ini akan didistribusikan selama periode vesting sepuluh tahun, selain itu juga digunakan untuk mendukung ekosistem dan pertumbuhannya. Perwakilan mereka juga pernah menjelaskan kalau mereka menggunakan token ini untuk memfasilitasi inisiatif dari Foundation. 

Menurut diagram diatas, sekitar 51% suplai untuk komunitas distribusi APT in dikontrol oleh Aptos Labs. Sebagai tambahan, blockchain ini tidak mendistribusikan APT untuk para investor retail, baik melalui ICO maupun airdrop. Jadi, Aptos akan menggunakan suplai APT dalam komunitas ini hanya sebagai dana untuk mendukung perkembangan ekosistemnya, yang artinya ia akan dijual.

Cara Kerja Aptos

Seperti blockchain layer-1 pada umumnya, blockchain ini menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake. Ini artinya, mereka mengandalkan peran validator untuk memvalidasi transaksi, membuat blok baru serta mengamankan jaringan. Blockchain memanfaatkan Aptos BFT, BFT iterasi baru yang memiliki latensi rendah dan terbaru. 

Blockchain ini menggunakan arsitektur blockchain modular, ini artinya setiap komponen jaringannya selalu bisa diupgrade atau diperbarui. Hal ini membuatnya bisa diperbarui sesuai dengan kebutuhan serta menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi.  Sistem modular ini juga mendukung sistem on-chain governance, sehingga para pemilik APT bisa ikut andil dan berpartisipasi dalam voting suara.  

Protokol konsensus ini memungkinkan transaksi bisa selesai hanya dengan waktu kurang dari satu detik. Pada dasarnya, blockchain ini bisa mencapai kecepatan transaksi mencapai 160.000 per detiknya. Namun, angka ini hanya kecepatan maksimal jaringan Aptos.

Saat ini, Aptos Explorer menyatakan kalau jaringan ini bisa memproses suatu transaksi dalam kurun 14 detik per satu transaksinya. Nilai ini tentu dipengaruhi oleh beberapa hal seperti salah satunya aktivitas pengguna yang masih sedikit. 

Blockchain ini memang digadang-gadang menjadi “The Solana Killer” oleh banyak komunitas. Sampai saat ini, Tim pengembang juga masih mendukung penuh aplikasi Web3 ini dengan lebih luas. Namu, apakah blockchain ini memang bisa disandingkan dengan Solana? Bagaimana menurutmu? 

Artikel Terkait