Seputar Info

Perbedaan BEP2 dan BEP20, Standar Token Milik Binance

Perbedaan BEP2 dan BEP20, Standar Token Milik Binance

Mungkin kamu mengenal beberapa standar token yang ada dalam crypto, seperti ERC-20 milik Ethereum, namun tidak hanya Ethereum saja yang memiliki standar token sendiri. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia crypto, Binance juga memiliki standar token, blockchain, sistem smart contract-nya sendiri.

Jaringan blockchain milik Binance adalah Binance Chain dan Binance Smart Chain (BSC).  Masing-masing blockchain tersebut memiliki tokennya sendiri yaitu BEP2 dan BEP20. Lalu, apa perbedaan kedua token tersebut dan mengapa Binance menciptakan dua blockchain yang berbeda? Sebelumnya, mari kita bahas sekilas mengenai apa itu BEP2 dan BEP20.

Apa Itu BEP2

BEP2 merupakan sebuah standar token yang diterapkan oleh Binance Coin (BNB) untuk semua transaksi yang ada pada platform crypto Binance. Tujuan standar token ini dibuat adalah agar berfungsi pada Binance CEX (centralized exchange) dan Binance DEX (decentralized exchange). Sayangnya, fungsi dari BEP2 berakhir di sini karena standar token ini dinilai tidak kompatibel dengan blockchain lain selain Binance.

BNB yang berformat BEP2 hanya dapat digunakan sebagai biaya transaksi pada kedua marketplace crypto Binance. Tetapi, BNB dalam format ini dapat diubah menjadi BEP20 dan bisa digunakan di ekosistem Binance lainnya.

Binance Chain

Binance meluncurkan jaringan blockchainnya pada bulan April tahun 2019, blockchain ini kemudian diberi nama Binance Chain. Binance Chain digunakan untuk memfasilitasi transaksi aset kripto yang cepat dan menangani volume transaksi dengan jumlah yang besar. Binance Chain juga menjadi pondasi Binance DEX yang menangani transaksi aset kripto terdesentralisasi. Binance Chain juga masih menggunakan mekanisme konsensus proof-of-work, mirip seperti Bitcoin.

Binance Chain terintegrasi dengan ekosistem Binance secara menyeluruh sehingga jaringan ini dapat berinteraksi dengan Binance Smart Chain (BSC) melalui token BNB. Akan tetapi, Binance Chain tidak mempunyai kapabilitas smart contract untuk membangun ekosistem DApps seperti yang dapat dilakukan BSC.

Apa Itu BEP20

Setelah membahas BEP2, sekarang giliran BEP20. BEP20 merupakan sebuah standar token Binance Coin (BNB) yang dimanfaatkan oleh jaringan blockchain Binance Smart Chain (BSC) untuk berinteraksi dengan smart contract. Koin BEP20 dirancang untuk interoperabilitas dan koin ini juga bisa diubah ke jaringan BEP2 atau ERC-20 menggunakan penghubung (bridge) ke jaringan blockchain lainnya.

Tujuan diciptakannya BEP20 adalah agar bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan di berbagai aplikasi atau DApps pada Binance Smart Chain alias BSC. Jika kamu penasaran tentang BSC, yuk kita bahas sekilas tentang BSC.

Binance Smart Chain

Binance Smart Chain (BSC) pertama kali diumumkan pada April 2020 lalu. Kemudian, pada September 2020 barulah BSC diluncurkan ke publik dan mulai bisa digunakan. Ethereum dan ekosistemnya pada saat itu begitu populer, sehingga Binance tidak mau melewatkan kesempatannya dan membuat BSC sebagai respon terhadap hal itu. Dunia crypto berkembang cukup pesat dan diiringi dengan sektor-sektor baru seperti NFT, DeFi, dan game, maka dari itu hadirlah Binance Smart Chain sebagai jawaban dari Binance untuk menciptakan jaringan blockchain yang memiliki kapabilitas smart contract.

BSC diciptakan oleh Binance karena blockchain yang sebelumnya (Binance Chain) tidak mampu mengoperasikan program yang kompleks dan kapabilitasnya cukup terbatas. BSC menggunakan algoritma atau mekanisme konsensus Proof-of-Stake-Authority (PoSA) yang memungkinkan terjadinya staking dan terbentuknya ekosistem DApps. Pancakeswap adalah salah satu aplikasi atau smart contract yang cukup sukses dan populer yang dibangun diatas jaringan BSC.

Apa Perbedaan BEP2 dan BEP20

Kamu tentu sudah sedikit mengenal BEP2 dan BEP20 dengan penjelasan diatas. Namun, apa yang membedakan kedua standar token tersebut? Ada dua poin yang menjadi perbedaan besar keduanya.

BEP20 tentunya lebih aktif dan banyak digunakan oleh pengguna aset kripto dibandingkan dengan BEP2. Hal tersebut dikarenakan BEP2 memiliki kekurangan dalam hal dukungan terhadap smart contract. Kekurangan ini membuat pengguna kesulitan untuk mengakses berbagai decentralized application.

BEP2 dan BEP20 adalah standar token yang digunakan untuk dua blockchain yang berbeda, sehingga hal ini menjadi perbedaan yang cukup signifikan. Seperti yang kita tahu, BEP2 merupakan token yang digunakan Binance Chain, sedangkan BEP20 digunakan untuk jaringan Binance Smart Chain (BSC).

Alasan Binance Menciptakan Dua Blockchain

Alasan utama Binance menciptakan Binance Chain dan Binance Smart Chain adalah keduanya memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi satu sama lain. Sebagai perbandingan, token BNB dalam kedua blockchain tersebut memiliki fungsi yang tidak saling tumpang tindih. BSC melakukan berbagai fungsi yang sebelumnya tidak bisa dijalankan oleh Binance Chain.

Selain itu, salah satu alasan Binance menciptakan keduanya adalah untuk mengurangi beban komputasi yang cukup besar pada satu blockchain. Hal ini cukup penting karena Binance Chain selalu menangani volume yang sangat besar dari exchange crypto Binance. Adanya Binance Smart Chain juga dipastikan tidak mengganggu pengoperasian Binance Chain. Hal ini justru menjadi kelebihan karena jika salah satu server blockchain mati, maka jaringan blockchain lainnya tidak terdampak dan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Binance memang terlihat cukup serius dan matang dalam membuat kedua blockchain tersebut. Fungsinya yang tidak saling tumpang tindih membuat kedua blockchain milik Binance ini dapat berjalan berdampingan. Kemampuan yang dimiliki oleh BEP20 dapat disandingkan dengan ERC-20 milik Ethereum, bahkan bisa dikatakan unggul dalam beberapa hal seperti gas fee.

Artikel Terkait