Investor Pro

Proyek Blockchain Stacks Bantu Perluas Fungsi Bitcoin

stacks

Selain sebagai induk aset kripto saat ini, Bitcoin menjadi blockchain yang tawarkan tingkat keamanan tinggi sebagai media investasi. Sayangnya, fitur yang dimiliki Bitcoin sangatlah terbatas sehingga menjadi kelemahan tersendiri. Hal ini yang menjadi latar belakang diciptakannya proyek blockchain bernama Stacks untuk membantu Bitcoin dalam memperluas fungsinya.

Proyek blockchain ini menawarkan banyak kelebihan dalam mendukung ekosistemnya termasuk menciptakan native token-nya yaitu STX yang kini masuk ke peringkat 50 besar sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar berdasarkan data Coinmarketcap.

Lalu, apa sebenarnya yang coba ditawarkan Stacks dan bagaimana pergerakan harga STX di pasar sehingga bisa menjadi pilihan aset kripto untuk dipilih? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Stacks dan Siapa Pendirinya?

Pada dasarnya, Stacks merupakan proyek blockchain yang menghadirkan ekosistem melalui pengembangan platform terdesentralisasi dengan keunikan tersendiri. Blockchain ini juga sebagai blockchain layer-2 alias solusi layer-1 dengan mengacu pada Bitcoin menjadi layer dasar. Selain itu, blockchain ini menggunakan mekanisme konsensus PoX alias Proof of Transfer untuk menjangkau dua chain sekaligus.

Dengan adanya Stacks, blockchain Bitcoin dapat menerapkan fitur smart contract dan decentralized applications alias dApps. Hal ini jelas akan mengubah fungsi Bitcoin sebagai aset pasif menjadi aset produktif bagi setiap penggunanya.

Proyek ini diciptakan oleh Muneeb Ali dan Ryan Shea pada 2013 dengan nama awal yaitu Blockstack dan berubah penamaannya pada tahun 2020.

Pengembangan teknologi Blockstack dilakukan melalui Departemen Ilmu Komputer Universitas Princeton dengan tujuan memecahkan masalah mengenai website serta aplikasi smartphone sekarang. Setelah melalui berbagai pengembangan, Blockstack baru masuk ke dunia blockchain di tahun 2018 hingga berubah nama menjadi Stacks 1.0.

Proyek blockchain ini turut memperoleh pendanaan mencapai USD75 juta melalui initial coin offering dan investor individu. Adapun sejumlah investornya meliputi Digital Currency Group, Foundation Capital, HashKey, Lux Capital, Recruit Holding, SNZ, USV,Y Combinator, Winklevoss Capital, Zhen Fund, hingga lebih dari 4.500 entitas maupun individu lainnya.

Walaupun dengan Bitcoin menjadi blockchain yang berbeda, namun penggabungan ini justru membuat keduanya bisa menawarkan beragam fitur seperti keamanan, stabilitas, smart contract, proses transaksi, hingga pembuatan aset digital baru.

Bagaimana Cara Kerja Blockchain Stacks?

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa blockchain menggunakan mekanisme konsensus Proof of Transfer alias PoX. Fungsi dari PoX sendiri adalah mengonfirmasi proses dari blok Stacks dalam blockchain. Uniknya, PoX merupakan varian dari Proof of Burn yang menjamin penambang Stacks untuk menambang blok dengan burning sejumlah token, baik token aslinya maupun aset kripto lain.

Dengan begitu, penambang bisa menambang lebih banyak blok dan mendapatkan reward berupa Bitcoin karena membantu mengamankan jaringan. Selain itu, blockchain ini juga memungkinkan PoX sebagai syarat penambang mengirim Bitcoin ke jaringan Stacks lainnya. Apalagi Stacks bisa memverifikasi setiap transaksi Bitcoin karena mampu membaca jaringan Bitcoin.

Interaksi Stacks dengan Bitcoin juga terjadi tanpa adanya modifikasi pada layer dasar. Sementara Bitcoin membuat layer akhir bagi Stacks dengan setiap transaksi disatukan dan dikirim untuk diverifikasi serta divalidasi melalui Bitcoin yang membuat riwayat blok tercatat selamanya dalam blockchain Bitcoin. Hal ini menjadikan mekanisme pada Stacks cukup berbeda dari jenis solusi layer lainnya.

Sejumlah Fitur yang Ditawarkan Stacks

Untuk mendukung ekosistem, tentunya proyek blockchain ini menawarkan sejumlah layanan yang bermanfaat bagi setiap penggunanya. Setidaknya ada beberapa layanan yang dapat digunakan oleh pemilik aset kripto Bitcoin maupun STX, di antaranya sebagai berikut:

Stacks Mining

Mengacu pada Stacks yang menjadi blockchain layer-2 dari Bitcoin, tentunya proyek ini memiliki fitur penambangan untuk native token-nya yaitu STX. Nantinya, penambangan akan melibatkan sistem keanggotaan secara terbuka bagi penambang untuk memverifikasi transaksi STX serta menjaga jaringan. Setiap penambang diharuskan mengeluarkan Bitcoin pada proses penambangan blok Stacks.

Dengan begitu, penambang akan mendapatkan sebuah blok untuk memperoleh token STX sebagai imbalan. Penambangan STX dilakukan dengan menjadi Bitcoin dan Stacks Node, lalu menyiapkan Bitcoin maupun Stacks Wallet untuk bersaing dengan penambang lainnya dalam menghasilkan blok serta menampung imbalan dalam bentuk STX.

Stacks Staking

Menjadi salah satu tujuan diciptakannya Stacks, layanan staking dengan pemilik token STX mengunci aset mereka demi memperoleh imbalan Bitcoin oleh penambang STX. Hal ini berarti siapa pun bisa mendapatkan Bitcoin dengan cara membeli STX, lalu menguncinya. Para Stackers juga bisa mendorong penambang STX agar jujur dengan tidak membuat fork bertentangan dalam jaringan.

Untuk melakukan staking, pengguna bisa memilih dengan cara staking pribadi atau kolektif melalui pool. Untuk staking pribadi, kamu membutuhkan dana senilai 110 ribu STX, namun jika kurang dari angka tersebut akan dialihkan ke staking pool.

Smart contract Clarity

Stacks juga memiliki layanan smart contract di jaringan Bitcoin yang menggunakan bahasa pemrograman bernama Clarity. Adapun bahasa pemrograman ini diartikan dan ditampilkan dengan blockchain tanpa perubahan. Selain itu, kode smart contract Clarity bisa dipahami manusia sehingga memudahkan proses pemeriksaan informasi.

Ekosistem DeFi, NFT, dan DAO Stacks

Proyek blockchain ini juga menghadirkan layanan meliputi DeFi, NFT, hingga DAO pada jaringan blockchain Bitcoin. Hal ini menjadi pendukung ekosistem Bitcoin yang hanya sebagai ekosistem tidak produktif dan belum bisa berkembang.

Adapun beberapa proyek DeFi dari ekosistem Stacks meliputi:

  • Alex sebagai launchpad terdesentralisasi untuk mengakses pendanaan komunitas maupun sumber lainnya.
  • LNSwap sebagai mesin swap exchange yang memungkinkan layanan swap tanpa khawatir antara jaringan aset Bitcoin dan Stacks.
  • Arkadiko sebagai protokol likuiditas nonkustodian yang memfasilitasi pinjaman menggunakan stablecoin bernama USDA token.

Sementara itu, Stacks juga memiliki koleksi digital berupa NFT yang juga terdapat kepemilikan secara nyata dengan memanfaatkan smart contract Clarity di atas jaringan layer dasar Bitcoin. Lalu ada Stacks DAOs alias Decentralized Autonomous Organizations.

Untuk mendukung ekosistem secara keseluruhan, proyek blockchain ini juga merilis native token bernama STX yang memiliki banyak fungsi khususnya berhubungan dengan transaksi di jaringan Bitcoin maupun Stacks. Pergerakan harga STX sendiri saat ini berada di angka USD1,57 per koinnya dengan kapitalisasi pasar mencapai USD2,2 miliar.

Jika kamu tertarik dengan proyek blockchain satu ini, kamu bisa mendapatkannya secara mudah melalui aplikasi Ajaib Kripto. Ajaib Kripto hadir untuk membantu siapa pun mendapatkan aset kripto termasuk STX sebagai media investasi. Caranya dengan download aplikasi Ajaib Kripto di smartphone kamu untuk mulai investasinya, sekarang.

Mulai Investasi Aset Kripto di Ajaib Kripto!

Siap memulai perjalanan investasi crypto kamu? Yuk, langsung saja mulai bersama Ajaib Kripto! Cek harga crypto hari ini, dan Jual Beli Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, serta koin lainnya akan jadi lebih mudah, aman, dan tepercaya bersama Ajaib Kripto, aplikasi crypto yang sudah terdaftar dan berizin dari Bappebti.

Yuk, download Ajaib Kripto sekarang!

Artikel Terkait