Theta Network (THETA) rupanya cukup menarik perhatian akibat harganya yang bisa bertahan walaupun kondisi pasar sedang kurang baik. Theta baru saja memperbarui jaringannya menjadi Theta Network 3.0. Theta seolah belum puas dan masih ingin menjelajah inovasi baru dalam dunia crypto terutama pada pertukaran video. Theta Network mengadopsi mekanisme konsensus Proof-of-Stake yang dikolaborasikan dengan Multi-Level Byzantine Fault Tolerance, Theta berhasil jadi blockchain tercepat saat ini. Kecepatan transaksi ini berhasil mencapai 1000 transaksi per detiknya. Karena ini, Theta Network berhasil masuk dalam blockchain 3.0. Namun, ada hal yang cukup membingungkan apalagi bagi para pemula, yaitu mengenai keberadaan Theta Fuel alias TFUEL yang membuat ada 2 jenis aset kripto di dalam ekosistem Theta Network.
Mengenal TFUEL
Theta Fuel atau TFUEL merupakan satu dari dua aset kripto asli yang ada di Blockchain Theta Network. TFUEL disini bertugas sebagai token yang digunakan dalam biaya transaksi atau gass fee di blockchain Theta. Singkatnya, token TFUEL ini dijadikan sebagai token utama dalam transaksi saat berbagi streaming, pembuatan smart contracts dan untuk berinteraksi dengan NFT dan DeFi di blockchain Theta.
TFUEL ada untuk menjaga dan memastikan blockchain Theta terus berjalan. Perbandingan TFUEL dengan aset lainnya di Theta Network alias THETA adalah 1:5. Ini artinya setiap ada 1 THETA beredar, maka ada 5 TFUEL yang juga beredar.
Penemu Theta Fuel
Theta Fuel dan seluruh ekosistem Theta Network didirikan oleh Mitch Liu dan Jieyi Long, tepatnya pada 2017 lalu. Liu memiliki pengalaman dan latar belakang yang cukup menjanjikan dalam industri game, virtual reality dan video. Ia juga membangun sebuah perusahaan periklanan video bernama Tapjoy. Sedangkan Jieyi long, memiliki pengalaman dalam desain game virtual reality dan sistem yang terdistribusi dalam skala yang besar. Long juga pernah menulis beberapa makalah akademis mengenai streaming video, blockchain hingga virtual reality.
Namun saat ini, Theta memiliki tim yang terbilang cukup sederhana. Tercatat di situs resmi Theta, mereka mencantumkan beberapa brand ternama seperti Samsung, NEXT, CAA Creative Artists Agency, Sony Innovation Fund, Sierra Ventures, Investor Media BDMI Bertelsmann DIgital Media Investments hingga VR Fund.
Tujuan TFUEL
Theta memiliki use case utama dalam mendesentralisasikan streaming video, transfer data hingga komputasi edge yang jauh lebih efisien, hemat, dan fair. Jaringannya berjalan di atas native blockchain yang juga memiliki dua token yaitu Theta (THETA) dan Theta Fuel (TFUEL). Kedua token ini bertugas untuk mendukung ekosistem dan menggerakkan ekonomi di dalam Theta Network.
Keunikan Theta Fuel
Theta memiliki beberapa keunikan yang menjadikannya sebagai daya tarik, seperti:
Para penontonnya bisa mendapatkan rewards dengan layanan streaming yang berkualitas tinggi, content creator juga bisa meningkatkan penghasilan mereka melalui fitur syreaming ini. Terakhir ada perantara alias platform video, karena platform ini sudah disediakan, ini artinya bisa menghemat uang, meningkatkan iklan hingga mendapatkan pendapatan. Jadi, para penggunanya memiliki insentif untuk menikmati konten-konten jaringan dengan imbalan dalam bentuk token TFUEL.
Platform ini merupakan platform open-sources, artinya semua pemegang token memiliki hak atas tata kelola seperti halnya ekosistem blockchain Proof-of-Stake lainnya. Theta memang fokus pada video, data dan komputasinya, namun Theta juga bisa memfasilitasi para developer yang ingin membuat Decentralized App (DApps), selayaknya DeFi dan juga NFT di platform smart contract yang kompatibel dengan EVM.
Alasan TFUEL Ada di Blockchain Theta
Theta memang memiliki dua token didalam jaringannya, yaitu THETA dan TFUEL. Lalu mengapa TFUEL ini dibuat? Pendiri Theta Network membuat TFUEL sebagai pelengkap yang memiliki fungsi berbeda di dalam jaringannya. Di dalam blockchain theta, THETA berfungsi sebagai token staking dan juga menjadi validator untuk memvalidasi transaksi di dalam jaringan theta. Sedangkan TFUEL berfungsi sebagai token yang digunakan dalam buaya transaksi, gas fee dan juga rewards untuk berbagai kegiatan operasional yang dilakukan didalam jaringan.
Keperluan ini ada karena sistem staking pada umumnya bisa mengurangi jumlah aset kripto yang beredar dipasaran. Sedangkan, blockchain Theta membutuhkan token untuk menangani biaya transaksi dan gas feenya dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, pendiri blockchain Theta ini memutuskan untuk membuat dua aset kripto berbeda untuk menjaga dan mendukung jaringan. Singkatnya, dua jenis aset kripto ini hadir untuk memisahkan antara kegunaan staking dan juga kebutuhan likuiditasnya.
Itulah pembahasan lengkap mengenai TFUEL dan Theta Network. Informasi ini hanyalah sebagai referensi yang bisa kamu gunakan dalam mempelajari dunia crypto. Jika kamu ingin menginvestasikan token TFUEL ataupun token THETA, kamu juga harus mempelajari berbagai informasi dan risiko terkait investasi terlebih dahulu ya!