World Economic Forum atau WEF menyampaikan ketertarikannya untuk memanfaatkan limbah dari gas metana yang digunakan sebagai energi penambangan Bitcoin. Walaupun sebenarnya para penambang Bitcoin sudah terlebih dahulu menggunakannya, hal ini disampaikan oleh WEF melalui video yang dibagikan berisi mengenai teknologi di balik gas suar untuk mentenagai penambangan Bitcoin.
Pada dasarnya, hal ini menjadi sesuatu yang cukup mengejutkan karena organisasi sekelas WEF yang cukup berhati-hati dengan perkembangan aset kripto, justru seolah menjadi pendukung dari penambangan Bitcoin. Hal ini tentu tidak terlepas dari potensi keuntungan secara ekonomi maupun bagi lingkungan dengan adanya penambangan Bitcoin.
Meskipun begitu, video yang dibagikan tersebut masih menjelaskan mengenai ladang penambangan berupa data center saja atau tidak langsung mengaitkan dengan Bitcoin. Selain itu, WEF juga memberikan contoh pada penambang kripto seperti Crusoe Energy yang bisa membantu perusahaan minyak dan gas memanfaatkan limbah maupun emisinya yang berdampak pada lingkungan.
Crusoe Energy Menjadi Contoh Penerapan
Di dalam video yang dibagikan WEF, pihak Crusoe Energy melalui CEO Chase Lochmiller menjelaskan bagaimana perusahaan menggunakan kelebihan dari gas alami dengan mengubah energi menjadi tenaga untuk data center maupun operasional penambangan kripto. Crusoe menggunakan teknologi bernama Digital Flare Mitigation untuk menghilangkan pembakaran gas alami dari ladang minyak maupun tempat pembuangan.
Dengan begitu, energy yang dihasilkan bisa membersihkan lebih efisien pembakaran dan emisi untuk memenuhi standar lingkungan.
Dengan teknologi yang dirancang dan dikendalikan oleh Crusoe Energy sebagai modular pada data center, potensi keuntungan yang disorot tidak hanya menciptakan aksi pengurangan emisi dalam jumlah besar saja dari penggunaan energi, namun bisa menghasilkan produk dengan komputasi yang biaya super terjangkau.
Gas Metana Menjadi Gas Efek Rumah Kaca Tertinggi
Mengacu pada laporan WEF mengenai gas metana yang menjadi salah satu penghasil gas dari efek rumah kaca. Bahkan, ia mampu menahan panas 80 kali lebih kuat dibanding karbon dioksida lebih dari 20 tahun.
Ditambah dengan energi yang terus dikonsumsi dengan perkiraan penggunaan mencapai 8 persen dari kelistrikan global sampai tahun 2030, naik 1 sampai 1,5 persen.
Pada dasarnya, pemanfaatan sumber energi ini sudah dilakukan oleh Amerika Serikat dalam beberapa tahun ke belakang. Walaupun sebenarnya cukup sulit untuk mengetahui berapa banyak energi yang digunakan penambangan Bitcoin sebagai pembaruan. Namun menurut penelitian baru-baru ini, setidaknya lebih dari setengah energi yang digunakan bisa diperbarui
Komunitas Kripto Merespon Video yang Dibagikan WEF
Pada dasarnya, para komunitas kripto khususnya yang sudah menggunakan energi baru saat menambang Bitcoin memberikan respon positif untuk dukungan WEF melalui video yang dibagikan. Hanya saja, dalam video tersebut WEF menyebutkan bahwa penambang kripto sebagai data center sehingga tujuannya cukup jelas dalam hal keuntungan secara lingkungan dari penambangan Bitcoin.
Sementara itu, WEF sendiri ingin mengubah pandangan publik terkait citranya. Hal ini bisa dilihat dari mengedukasi konsumsi serangga sebagai langkah melawan perubahan iklim dan mengendalikan krisis kesehatan melalui kampanye the Great Reset yang justru ditolak oleh sejumlah orang karena dianggap sebagai konspirasi.
Walaupun hal tersebut dibantah oleh pihak WEF sebagai kesalahan informasi dari kampanye yang dikeluarkan.
Untuk mendapatkan berita menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto dengan klik button di bawah ini!
Sumber:
https://beincrypto.com/wef-flared-methane-energy-bitcoin-miners-trend/
https://coingape.com/world-economic-forum-recognizes-bitcoin-minings-economic-and-environmental-benefits/
https://cryptoslate.com/world-economic-forum-highlights-flare-emissions-for-bitcoin-mining/
