Investor Pemula

BTC vs BCH vs BSV: Mana “Bitcoin” yang Lebih Unggul?

BTC vs BCH vs BSV

Dunia crypto tentu sangat erat kaitannya dengan Bitcoin. Koin yang satu ini merupakan cikal bakal aset kripto dan blockchain yang ada saat ini. Di umurnya yang menginjak 14 tahun, banyak peningkatan yang telah dilalui, termasuk menghasilkan banyak keturunan alias hard fork, seperti BTC vs BCH vs BSV.

Dua hard fork Bitcoin (BTC) yang cukup terkenal adalah Bitcoin Cash (BCH) dan Bitcoin Satoshi Vision (BSV). Mereka bertiga (termasuk BTC) telah melakukan persaingan dalam dunia crypto sejak tahun 2017.

Walaupun sama-sama diadaptasi dari jaringan Bitcoin, ketiganya memiliki tujuan yang berbeda. Saat ini, Bitcoin (BTC) secara umum lebih dianggap sebagai aset yang memiliki nilai ketimbang alat pembayaran. Hal ini dikarenakan kecepatan transaksinya yang cukup lambat dan ukuran bloknya yang begitu besar. Maka dari itu, mari kita bahas satu persatu mulai dari BTC, BCH, dan BSV.

Sejarah Bitcoin (BTC)

Bitcoin pertama kali diluncurkan pada 3 Januari 2009. Jaringan Bitcoin diciptakan oleh entitas anonim yang menamakan dirinya Satoshi Nakamoto. Walaupun ada beberapa konspirasi mengenai identitas aslinya, nyatanya tidak ada bukti valid yang pernah terungkap sampai saat ini.

Kemunculan Bitcoin menjadi awal dari dunia crypto, karena BTC merupakan aset kripto pertama yang pernah diciptakan. Blok pertama jaringan Bitcoin dinamakan blok genesis atau blok 0. Blok ini menandakan peluncuran blockchain pertama di dunia. Blockchain yang ada saat ini merupakan implementasi yang awalnya berasal dari blockchain Bitcoin. White paper Bitcoin sudah terbit sejak bulan Oktober 2008. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai bidang utama dari mata uang Bitcoin.

Ada usul mengenai hard fork Bitcoin untuk meningkatkan dan mengembangkan jaringannya pada tahun 2017. Peningkatan ini disebut sebagai Segwit2x yang bertujuan untuk memperbesar ukuran blok Bitcoin dari 1 menjadi 2 megabyte. Usulan ini memang akan menurunkan biaya transaksi. Namun, di sisi lain, hal ini akan mengakibatkan beban para penambang dan operator node menjadi penuh. Maka dari itu, usulan ini mendapat banyak perdebatan dari beberapa komunitas.

Pada akhirnya, proyek hard fork BTC banyak dilakukan dan mereka memiliki tujuan menjadi lebih baik daripada Bitcoin. Tetapi, hal tersebut tidak menggoyahkan BTC sebagai  aset kripto terbesar dan memiliki jaringan Bitcoin yang asli.

Adopsi BTC

Pandemi yang terjadi tahun 2020 silam tidak menjadi halangan bagi Bitcoin untuk memperluas adopsinya. Perusahaan-perusahaan besar seperti Tesla, Square, dan MicroStrategy justru memilih Bitcoin sebagai tempat yang aman dan melindingi nilai aset dari melemahnya USD.

Menurut data yang diambil pada bulan Maret 2021, jaringan Bitcoin memproses sekitar 300 ribu transaksi setiap harinya. Sebagian investor percaya bahwa Bitcoin (BTC) masih lebih unggul daripada uang kertas, maka dari itu mereka memilih untuk menyimpannya.

Banyak protokol DeFi (decentralized finance) yang berjalan di jaringan Ethereum. Hal ini membuatnya menghasilkan token baru seperti Wrapped BTC (WBTC) yang nilainya mengikuti nilai Bitcoin, namun berada dalan jaringan ERC-20 milik Ethereum.

Sejarah Bitcoin Cash (BCH)

Bitcoin Cash (BCH) cukup populer karena merupakan hard fork Bitcoin terbesar setelah BTC. Gagasan BCH sudah ada sejak 2010, setahun setelah peluncuran Bitcoin, namun aset kripto ini baru diluncurkan atau melakukan hard fork pada Agustus 2017. Bitcoin Cash memiliki komunitas yang sangat antusias, karena mereka sudah menunggu selama 7 tahun sebelum akhirnya jaringan ini resmi beroperasi.

Perbedaan signifikan yang dapat dilihat antara BTC dan BCH adalah Bitcoin Cash memiliki ukuran blok yang lebih besar yaitu maksimum 32 MB. Sedangkan, ukuran blok Bitcoin sendiri hanya dibatasi sampai 1 MB. Bitcoin Cash juga memiliki hard fork nya sendiri. Hard fork yang telah berhasil dilakukan adalah Bitcoin Cash ABC (BCHA) yang kini menjadi eCash (XEC) dan Bitcoin Satoshi Vision (BSV). Salah satunya akan kita bahas nanti.

Adopsi BCH

Bitcoin Cash (BCH) memilih untuk menargetkan sektor pembayaran sebagai tujuannya. BCH memang tidak sepopuler BTC, namuan BCH memiliki tempatnya sendiri. Contohnya adalah Simple Ledger Postage (SLP) yang merupakan protokol sistem token untuk jaringan Bitcoin Cash.

Protokol ini meniadakan kebutuhan pengguna Bitcoin Cash untuk membayar biaya transaksi (gas fee) menggunakan BCH. SLP bertugas  mengurangi biaya pemrosesan transaksi dan meningkatkan kecepatan transaksi.

Sejarah Bitcoin SV (BSV)

Bitcoin Satoshi Vision atau yang biasa disebut Bitcoin SV (BSV) merupakan hasil hard fork dari Bitcoin Cash yang dilakukan pada 2018. Hal ini dicetuskan oleh Craig Wright, ilmuwan komputer asal Australia. Ia sangat kontroversial karena mengaku sebagai Satoshi Nakamoto, pendiri Bitcoin. Dirinya bersama dengan Calvin Ayre tidak puas dengan penerapan blok yang berukuran 32 MB, mereka mengusulkan dan ingin menaikkan batas maksimal ukuran blok menjadi 128 MB.

Upaya Craig Wright untuk melakukan hard fork BCH membuahkan hasil, dan melahirkan jaringan yang dinamakan Bitcoin SV. BSV ingin mencerminkan Visi dari Satoshi Nakamoto dan mengklaim dirinya sebagai The Original Bitcoin. Tindakan yang dilakukan Craig Wright pada 2019 akhirnya membuat banyak bursa crypto menghapus BSV di platform mereka kala itu.

Adopsi BSV

Pengadopsian Bitcoin SV (BSV) yang terbesar adalah aplikasi perbankan yang bernama Gravity dan sebuah platform yang bergerak di bidang pendidikan bernama Bitcoin SV Academy. Mereka mengklaim bahwa BSV merupakan satu-satunya jaringan yang mendukung infrastruktur keuangan peer-to-peer yang sesuai dengan visi Satoshi Nakamoto.

BTC vs BCH vs BSV

Kamu mungkin akan bertanya-tanya apakah semua hardfork yang dilakukan akan membuat dunia crypto menjadi lebih baik atau malah sebaliknya. Beberapa pengembang memang sangat serius dalam mengimplementasikan jaringan blockchain mereka. Bitcoin yang merupakan awal dari kelahiran blockchain dianggap memiliki banyak kekurangan dan akhirnya proyek seperti Bitcoin Cash dan Bitcoin SV berusaha menjadikannya lebih baik dengan melakukan hard fork.

Meski demikian, Bitcoin tetap merupakan mata uang atau aset digital yang sangat besar nilainya, sehingga BCH dan BSV mungkin bukan merupakan ancaman yang serius setidaknya untuk saat ini. Kamu harus melihat perjalanan kedua aset kripto atau jaringan tersebut, apakah mereka akan berjalan konsisten sesuai dengan visi mereka masing-masing atau justru kehilangan daya tariknya.

Persaingan di dalam dunia crypto tentu cukup ketat, ada setidaknya lebih dari 22 ribu aset kripto yang terdaftar di CoinMarketCap saat ini. Mereka tentu menawarkan hal yang menarik seperti kecepatan transaksi, biaya transaksi yang rendah, dan masih banyak aspek lainnya. Setiap orang mungkin akan memiliki pemikiran yang berbeda sehingga prospek suatu proyek blockchain tidak hanya bisa dinilai secara objektif saja.

Menurut kamu, apakah BTC vs BCH vs BSV mencapai tujuan utama mereka? Atau justru ada Bitcoin baru yang akan muncul lagi di masa depan? Yang pasti, kamu harus memikirkan dengan matang sebelum mulai berinvestasi.

Artikel Terkait