Kabar tidak mengenakkan datang dari Ripple, tepatnya sang CEO Chris Larsen yang mengalami kerugian hingga Rp1,77 triliun. Hal ini disebabkan karena Wallet Ripple-nya diretas dengan menghasilkan sebanyak 213 juta XRP harus hilang. Menurut postingan ZachXBT selaku detektif blockchain terkemuka di akun postingan X-nya menyatakan bahwa terdapat aliran aset mencurigakan yang keluar dari wallet XRP.
Adapun alamat wallet tersebut diduga berkaitan dengan Ripple Labs yang menunjukkan sebanyak 213 juta XRP atau setara 112,5 juta USD hilang dari wallet. Chris Larsen selaku salah satu pendiri Ripple Labs menanggapi unggahan tersebut dan menyatakan jika akun pribadi XRP yang diretas, bukan Ripple Labs. Selain itu, Larsen juga menyatakan bahwa pihaknya secara cepat menanggapi masalah dengan memberitahu bursa untuk membekukan alamat tersebut.
Selain itu, ZachXBT juga menyatakan bahwa temuan dana yang dicuri tersebut berhasil dipindahkan ke exchange kripto lainnya meliputi Binance, Gate, HTX, HitBTC, Kraken, MEXC, hingga OKX. Setidaknya ada sebanyak 8 alamat yang berkaitan dengan kejadian peretasan tersebut.
Berita Peretasan Wallet XRP Bikin Harga Turun
Informasi mengenai peretasan wallet Ripple ini menyebar dengan cepat setelah diunggah oleh ZachXBT yang tayang pada pukul 21.05 WIB semalam. Sayangnya, tidak butuh waktu lama waktu lama, harga XRP langsung mengalami penurunan sebesar 3,14 persen dari 0,5034 USD ke 0,4876 USD per koinnya. Walaupun begitu, penurunan ini tidak berlangsung lama karena harga XRP sempat kembali naik.
Hanya saja, harganya saat ini masih di angka 0,4955 alias belum menyentuh harga sebelum munculnya berita peretasan wallet Ripple tersebut.
Untuk mendapatkan berita menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto dengan klik button di bawah ini!
Referensi: Ary Palguna, Wallet CEO Ripple Kena Retas, Rugi Rp1,77 Triliun, Coinvestasi, diakses terakhir 1 Februari 2024.
