Seputar Info

Aggregate Demand Adalah Total Produksi dalam Satu Periode, Ini Penjelasannya!

aggregate-demand

Aggregate demand adalah ukuran jumlah total permintaan untuk semua barang jadi dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian.

Demand atau permintaan ini biasanya dinyatakan sebagai jumlah total uang yang ditukarkan untuk barang dan jasa tersebut pada tingkat harga dan waktu tertentu.

Ini mewakili total pengeluaran barang dan jasa akhir suatu perekonomian oleh rumah tangga, dunia usaha, pemerintah, dan pembeli asing (ekspor dikurangi impor). Intinya, aggregate demand adalah cerminan permintaan total terhadap output suatu perekonomian.

Dalam artikel ini akan membahas seputar aggregate demand, mulai dari definisi, komponen, hingga contohnya.

Memahami Aggregate Demand

Melansir Investopedia, aggregate demand adalah istilah makro ekonomi dan dapat dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB).

PDB mewakili jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian, sedangkan permintaan agregat adalah permintaan atau keinginan terhadap barang-barang tersebut. Aggregate demand dan PDB biasanya meningkat atau menurun secara bersamaan.

Aggregate demand sama dengan PDB hanya dalam jangka panjang setelah disesuaikan dengan tingkat harga. Permintaan dalam jangka pendek mengukur total output pada suatu tingkat harga nominal tanpa melakukan penyesuaian terhadap inflasi.

Variasi perhitungan lainnya dapat terjadi tergantung pada metodologi yang digunakan dan berbagai komponennya.

Aggregate demand adalah payung utama dari seluruh barang konsumsi, barang modal, ekspor, impor, dan program belanja pemerintah. Semua variabel dianggap sama jika diperdagangkan pada nilai pasar yang sama.

Komponen Aggregate Demand

Kurva aggregate demand menggambarkan hubungan antara tingkat harga keseluruhan dan jumlah barang dan jasa yang diminta dalam suatu perekonomian.

Biasanya kemiringannya menurun, menunjukkan bahwa ketika tingkat harga menurun, jumlah barang dan jasa yang diminta meningkat, dan sebaliknya.

Aggregate demand dalam suatu perekonomian adalah jumlah seluruh kurva permintaan individu dari berbagai sektor perekonomian. Biasanya merupakan jumlah dari empat komponen, yaitu:

1. Belanja Pemerintah/Government (G)

Belanja pemerintah atau Government (G) adalah jumlah total pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur, investasi, peralatan pertahanan dan militer, fasilitas sektor publik, layanan kesehatan, dan pegawai pemerintah.

Hal ini tidak termasuk pengeluaran untuk pembayaran transfer, seperti program pensiun, subsidi, dan transfer bantuan ke negara lain yang membutuhkan.

2. Belanja Konsumsi/Consumption (C)

Pengeluaran konsumsi (C) adalah komponen terbesar dari total permintaan suatu perekonomian, dan mengacu pada total pengeluaran individu dan rumah tangga untuk barang dan jasa dalam perekonomian.

Pengeluaran konsumsi bergantung pada beberapa faktor, seperti pendapatan yang dapat dibelanjakan, pendapatan per kapita, utang, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi masa depan, dan tingkat suku bunga.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa belanja konsumsi tidak termasuk belanja untuk bangunan perumahan, yang diperhitungkan dalam komponen belanja investasi.

3. Belanja Investasi (I)

Belanja investasi (I) adalah total pengeluaran barang modal dan jasa baru seperti mesin, peralatan, perubahan persediaan, investasi pada bangunan non-perumahan, dan bangunan tempat tinggal.

Pengeluaran investasi bergantung pada faktor-faktor seperti suku bunga (karena menentukan biaya pinjaman), ekspektasi masa depan mengenai perekonomian, dan insentif pemerintah (seperti manfaat pajak atau subsidi untuk investasi pada energi terbarukan).

4. Ekspor Neto (X–M)

Ekspor adalah produk yang diproduksi oleh produsen dalam negeri dan dijual ke luar negeri, sedangkan impor adalah produk yang diproduksi di luar negeri dan diimpor untuk pembelian dalam negeri.

Penting untuk diingat bahwa aggregate demand adalah total permintaan atas barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri; oleh karena itu, ekspor ditambahkan ke aggregate demand, sedangkan impor dikurangi.

Ukuran ekspor dikurangi impor disebut Ekspor Neto, yang merupakan penentu penting total permintaan.

Bagaimana Cara Kerja Aggregate Demand?

Mengutip The Balance, ketika pendapatan meningkat, masyarakat dapat membeli lebih banyak. Ketika orang membeli lebih banyak, perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak, dan kemudian membayar karyawan lebih banyak.

Ini akan mewujudkan situasi yang ideal, dengan pertumbuhan yang sehat dan inflasi yang moderat.

Nah, dalam agregat ini dapat diukur dengan rumus matematika berikut:

Aggregate Demand = C + I + G + (X-M)

Ini menggambarkan hubungan antara permintaan dan lima komponennya.

Aggregate Demand = Belanja Konsumen + Belanja Investasi + Belanja Pemerintah + (Ekspor – Impor)

Rumus permintaan agregat sama dengan rumus yang digunakan oleh Biro Analisis Ekonomi untuk mengukur PDB nominal. Pada kuartal pertama tahun 2021, jumlahnya mencapai $22,06 triliun. Berikut cara menghitungnya:

  • C = Pengeluaran Konsumsi Pribadi sebesar $15,07 triliun
  • I = Investasi Domestik Swasta Bruto sebesar $3,92 triliun
  • G = Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar $3,95 triliun
  • (X-M) = Ekspor Neto Barang dan Jasa sebesar -$0,875 miliar

Tambahkan semuanya dan hasilnya akan mendapatkan $22,06 triliun.

Pergeseran Aggregate Demand

Kurva aggregate demand menggambarkan permintaan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri pada semua tingkat harga.

PDB riil mengukur nilai produk domestik bruto yang disesuaikan dengan inflasi dan memberikan gambaran perubahan permintaan domestik yang lebih akurat dibandingkan PDB nominal.

Kurva aggregate demand memiliki kemiringan ke bawah karena tingkat harga yang lebih tinggi berhubungan dengan penurunan permintaan barang dan jasa, hal ini sesuai dengan Hukum Permintaan.

Berikut adalah beberapa alasan di balik kemiringan kurva aggregate demand yang menurun, dilansir dari Corporate Finance Institute:

1. Efek Kekayaan Pigou

Efek Kekayaan Pigou menyatakan bahwa konsumen menjadi lebih kaya pada tingkat harga yang lebih rendah (dengan asumsi upah konstan).

Pendapatan yang dapat dibelanjakan lebih tinggi pada tingkat harga yang lebih rendah dan memungkinkan konsumen membelanjakan lebih banyak barang dan jasa, sehingga meningkatkan permintaan terhadap output.

2. Pengaruh Nilai Tukar

Ketika nilai mata uang suatu negara turun terhadap mata uang lain, barang-barang dalam negeri menjadi relatif lebih murah bagi orang asing, dan barang-barang impor menjadi lebih mahal.

Oleh karena itu, pada tingkat harga yang lebih rendah, ketika barang dalam negeri lebih murah dibandingkan barang impor, maka permintaan ekspor lebih tinggi, dan hal ini menyebabkan peningkatan total permintaan.

Aggregate demand adalah kunci untuk memahami tren ekonomi dan menerapkan langkah-langkah untuk menstabilkan atau menstimulasi perekonomian. Maka tak heran bila pars pembuat kebijakan dan ekonom sering menganalisis aggregate demand untuk membuat kebijakan.

Perubahan faktor-faktor seperti kepercayaan konsumen, suku bunga, dan kebijakan fiskal pemerintah dapat berdampak pada permintaan agregat, memengaruhi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat lapangan kerja.

Baca Berita Menarik Lainnya di Ajaib Kripto!

Untuk mendapatkan berita menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan tepercaya.

Selain itu, Ajaib Kripto kini punya fitur Earn, menawarkan return terbaik di Indonesia dengan periode fleksibel. Ajaib Earn adalah fitur di mana investor dapat menyimpan Aset Kripto yang dimilikinya dan mendapatkan reward atau imbalan dari Aset Kripto tersebut. Nikmati kelebihan dari fitur ini!

Artikel Terkait