Siklus pasar crypto memberikan gambaran tentang bagaimana stabilitas aset kripto di pasar. Hal ini penting bagi kamu yang ingin berinvestasi karena dengan siklus tersebut kamu akan mendapatkan nilai-nilai yang berharga. Apa itu siklus pasar crypto (crypto market cycle) dan bagaimana cara memanfaatkannya? Pertama-tama kamu harus tau dulu pengertian siklus pasar.
Apa Itu Siklus Pasar
Siklus pasar (market cycle) merupakan sebuah gambaran besar mengenai tahapan yang terjadi dalam pergerakan pasar secara keseluruhan. Karena ini merupakan sebuah siklus, maka tahapan-tahapan tersebut akan terus berulang dari waktu ke waktu dan memiliki pola yang relatif sama. Siklus pasar berfungsi sebagai alat untuk memperkirakan harga aset di masa mendatang mencakup saham, forex, crypto, dan lain-lain.
Apa Itu Siklus Pasar Crypto (Crypto Market Cycle)
Tidak berbeda dengan pengertian secara umum, siklus pasar crypto merupakan gambaran mengenai proses pergerakan pasar aset kripto yang mencakup periode antara harga terendah (all-time low) dan harga tertinggi (all-time high).
Siklus pasar crypto cenderung lebih pendek daripada pasar aset lainnya. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan aset kripto memiliki sifat yang likuid serta pergerakan yang fluktuatif. Siklus ini merupakan hal yang alami dan akan terjadi secara berulang seiring berjalannya waktu.
Siklus pasar crypto memiliki durasi yang tidak menentu karena ini merupakan siklus yang mengacu pada keserakahan (greed) dan ketakutan (fear) yang berulang pada pasar aset kripto. Dikutip dari alternative.me yang menunjukkan indeks fear and greed, pasar crypto pada 28 November 2022 menunjukkan angka 28 yang berarti berada pada tahap ketakutan (fear).
Banyak analisis yang menyebutkan bahwa siklus pasar crypto terjadi 4 tahun sekali. Hal ini berhubungan dengan siklus harga Bitcoin yang selalu anjlok setelah memiliki kenakan harga yang tinggi. Anjloknya harga Bitcoin sebelumnya terjadi pada tahun 2019 dan 2015. Tentunya Bitcoin mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi aset kripto lainnya, jika harga Bitcoin naik atau turun maka crypto lain akan mengikuti. Namun, euforia yang tinggi pada sebuah aset kripto dapat menyebabkan harga aset tersebut bergerak naik sehingga nilainya tidak selalu pasti.
Fase Siklus Pasar Crypto
Di dalam siklus pasar crypto (crypto market cycle) terdapat empat tahapan atau fase yang selalu berulang, diantaranya adalah:
- Fase Akumulasi
Pergerakan pasar akan cenderung turun, lemah, dan tidak ada perubahan yang signifikan pada fase ini. Biasanya, fase ini dimanfaatkan bagi para trader dan investor dengan dana yang besar atau biasa disebut “whales” untuk membeli aset kripto, hal ini dikarenakan harga dianggap sudah murah (undervalued).
- Fase Mark-Up
Pada fase mark-up, pergerakan pasar crypto akan naik secara drastis dan memiliki euforia yang tinggi. Harga naik secara signifikan karena para whales tadi membeli aset dengan jumlah yang sangat banyak. Para trader dan investor kecil (retail) akan tertarik dan ikut membeli aset karena tidak mau ketinggalan euforia alis FOMO (Fear of Missing Out).
- Fase Distribusi
Pada fase distribusi, para whales yang sebelumnya sudah membeli aset dalam jumlah yang banyak akan perlahan menjual aset mereka. Penjualan dilakukan secara bertahap agar harga tidak langsung turun tajam. Pada fase inilah mereka melakukan TP (Take Profit) dan mendapatkan keuntungan
- Fase Mark-Down
Fase ini merupakan fase terakhir dalam siklus ini. Para whales akan menjual aset kriptonya dalam jumlah yang sangat besar dan menyebabkan harga aset kripto turun secara signifikan. Di tahap ini, banyak trader kecil (retail) yang terjebak dan menganggap harga sudah murah, padahal harga masih akan turun kebawah. Saat inilah para retail ketakutan (fear) sehinga menjual aset-aset mereka. Selanjutnya akan dimulai lagi dari fase akumulasi, yaitu para whales akan masuk kembali.
Strategi Investasi Berdasarkan Siklus Pasar Crypto
Akan lebih mudah bagi para trader dan investor untuk membuat keputusan investasi jika mengetahui dan memahami crypto market cycle. Secara sederhana, strategi yang dapat digunakan adalah dengan membeli pada saat fase akumulasi dan menjualnya ketika dalam fase distribusi. Namun, ada beberapa strategi populer yang mengacu pada siklus pasar crypto, diantaranya adalah:
- Dollar Cost Averaging
Strategi ini disebut juga sebagai DCA atau rata-rata biaya dollar. Strategi ini akan membuat trader untuk berinvestasi dengan jumlah yang relatif kecil namun secara teratur. Hal ini dilakukan untuk menjaga portfolio crypto tetap stabil di dalam pasar yang fluktuatif. Ini juga dapat meningkatkan stabilitas emosi para trader sehinggi lebih tenang dalam melakukan trading. Kekurangan dari strategi ini adalah biasanya akan melewatkan peluang mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi jika membeli secara langsung di awal.
- Buy The Dip
Seperti namanya, strategi ini adalah teknik untuk membeli aset kripto yang sedang turun atau memiliki harga yang rendah. Strategi ini akan bekerja maksimal jika aset kripto tersebut memiliki fundamental yang cukup kuat, jadi harga sewaktu waktu berpotensi besar untuk kembali naik. Kekurangan strategu buy the dip adalah trader dan investor diharuskan membeli secara terus menerus walaupun aset kripto sedang turun.
- Moving Average (MA)
MA merupakan indikator teknikal yang populer dan umum digunakan karena memberikan hasil analisis yang kuat untuk menentukan tren harga berikutnya. MA dapat digunakan untuk periode tertentu sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, MA 20 akan menunjukkan rata-rata harga dalam sepuluh hari terakhir.
Semakin tinggi angka MA yang dipakai, maka semakin jelas juga perkiraan pergerakan harga kedepannya. Jika harga crypto bergerak diatas MA, maka menjadi sinyal yang positif untuk membeli. Sedangkan, jika harga bergerak dan tembus dibawah MA, maka menjadi indikasi untuk menjual aset.
Siklus pasar aset kripto yang terjadi relatif cepat bisa menjadi hal yang positif tergantung dari cara menyikapinya. Nah, sudah saatnya bagi kamu untuk memahami apa itu siklus pasar crypto dan megetahui strategi investasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan.