Investor Pro

Ethereum Classic Jadi Menarik Pasca The Merge

ethereum classic

Setelah The Merge Ethereum, tidak akan ada lagi penambangan untuk Ethereum (ETH).

Altcoin terkemuka telah menghapus mekanisme konsensus Proof of Work dan beralih ke Proof of Stake, sehingga tidak lagi membutuhkan penambang kripto.

Tetapi para penambang masih memiliki persediaan rig penambangan crypto yang mahal, dan mereka mencari peluang baru. Salah satu tujuan terbesar mereka adalah Ethereum Classic (ETC).

Mari kita lihat lebih dekat bagaimana perbedaan Ethereum Classic dibandingkan dengan Ethereum sekarang. 

Apa itu Ethereum Classic?

Ethereum Classic (ETC) adalah platform komputasi terdesentralisasi yang dirancang untuk menjalankan smart contract, yang merupakan aplikasi yang berjalan seperti yang diprogram tanpa kemungkinan sensor atau campur tangan pihak ketiga. Ini adalah jaringan terdistribusi yang terdiri dari buku besar blockchain, koin asli jaringan ethereum classic (disebut ETC), dan ekosistem aplikasi dan layanan on-chain.

Ethereum Classic sangat mirip dengan Ethereum karena memiliki asal yang sama. Ini adalah blockchain yang memungkinkan aplikasi lain dibangun di atasnya. Aplikasi terdesentralisasi ini, atau dApps, menggunakan kode yang dikenal sebagai kontrak pintar sehingga orang dapat menukar uang, properti, atau apa pun yang berharga tanpa perantara.

Sejarah Ethereum Classic 

Ethereum Classic awalnya dikembangkan oleh Vitalik Buterin dan Gavin Wood sebagai perangkat lunak untuk memungkinkan pengembang membuat token aset kripto baru dan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang akan berjalan di jaringan blockchain Ethereum yang baru.

Namun, karena ketidaksepakatan antara komunitas penambangan (miners) dan pengembang (developer), jaringan Ethereum mengalami percabangan yang sulit pada Juni 2016. Peretasan DAO memunculkan Ethereum Classic. Peretasan DAO dan hard fork membagi jaringan Ethereum menjadi dua rantai terpisah: Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC).

DAO adalah dana ventura berbasis Ethereum yang berhasil mengumpulkan $150 juta dalam Ether dalam initial coin offering (ICO) April 2016. Beberapa bulan kemudian bulan, Juli 2016 hacker mengeksploitasi bug di salah satu smart contract DAO lalu berhasil mencuri 3,6 juta ETH dari dana yang dikumpulkan di ICO-nya.

Kejadian ini membuat perpecahan dalam internal Ethereum, sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk membuat Hard Fork (perubahan pada kode asli blockchain). Perlu kalian ketahui, jika terjadi perubahan kecil maka disebut Soft Fork, jika besar maka disebut Hard Fork.

Orang-orang yang tidak setuju dengan perubahan ini akhirnya memutuskan untuk tetap berada di blockchain yang asli, yang selanjutnya disebut Ethereum Classic (ETC). Jadi, semenjak itu Blockchain Ethereum asli terbagi dua, yaitu Ethereum Classic (ETC) yang adalah Ethereum asli dan Ethereum ((ETH) yang merupakan blockchain versi terbaru.

Baca Juga: Mengenal Vasil Hard Fork Cardano

Cara Kerja Ethereum Classic

Ethereum Classic adalah aset kripto yang hampir identik dengan Ethereum sebelum beralih ke Proof of Stake. Dimana untuk saat ini ETC bekerja seperti Bitcoin, ETC menggunakan mekanisme konsensus Proof of Work (PoW) untuk memvalidasi transaksi. Keamanan jaringan ditangani oleh penambang yang menggunakan waktu dan kekuatan komputasi mereka, memproses transaksi dan menghasilkan blok.

Saat menggunakan jaringan, penting agar transaksi terjadi dalam urutan yang dibuat. Penambang mewujudkannya dengan memecahkan teka-teki yang sulit secara komputasi untuk menghasilkan blok, yang berfungsi sebagai cara untuk mengamankan jaringan dari kecurangan. 

ETC memfasilitasi smart contract dengan menawarkan manfaat tata kelola atau governance yang terdesentralisasi. Dengan kata lain, kontrak dapat dilaksanakan tanpa melibatkan pihak ketiga. Smart contract bekerja secara otomatis, jika tindakan yang diperlukan dalam kontrak telah terpenuhi, maka parameter kontrak yang akan merespon ke proses selanjutnya. 

Jika parameter kontrak belum terpenuhi, maka mungkin ada penalti, biaya, atau kontrak dapat dibatalkan, tergantung pada ketentuan yang ditetapkan di awal kontrak.

Seperti semua blockchain lainnya, ETC menyimpan catatan lengkap dari semua transaksi dalam database bersama.

Mining Ethereum Classic

Seperti diketahui, The Merge akhirnya resmi mengubah Ethereum dari Proof of Work (mining) ke Proof of Stake (Staking) akhirnya diselesaikan pada Kamis, 15 September lalu setelah mengalami penundaan bertahun-tahun.

Proses The Merge, yang mengalihkan konsensus Ethereum menjadi Proof-of-Stake, meniadakan kebutuhan akan miner Ethereum. Selama Ethereum masih mengusung konsensus Proof-of-Work, maka para miner ini pun tetap bertugas untuk mengamankan jaringan menggunakan peralatan mining mahal mereka dan memperoleh ETH sebagai imbalan atas pekerjaannya.

Oleh karena itu, transisi konsensus Ethereum bisa berdampak terhadap kerugian finansial yang signifikan bagi para miner itu. Akibatnya, banyak miner kemungkinan akan kembali ke blockchain asli Ethereum, yakni Ethereum Classic, yang masih menggunakan konsensus Proof-of-Work.

Ethereum Classic

Menurut data dari 2miners.com, hashrate jaringan untuk ETC telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak pertengahan Juli. Hashrate jaringan ETC mencerminkan kinerja keseluruhan dari semua penambang di jaringan. Saat ini penulisan, hashrate jaringan ETC adalah 171,64 TH/s. 

Hashrate adalah unit pengukur daya komputasi dalam menambang aset kripto (mining) yang hanya berlaku jika aset kripto tersebut menggunakan mekanisme Proof of Work. Penambangan bitcoin membutuhkan resolusi persoalan komputasi sebelum menuju pada tahap perolehan aset kripto. Semua transaksi yang telah dilakukan akan disimpan di dalam sebuah tempat yang dapat diakses oleh publik.

Baca Juga: Apa Itu DAO (Decentralized Autonomous Organization)

Perbedaan Ethereum dan Ethereum Classic

Karena pengembangan Ethereum Classic berlanjut secara independen, ia menonjol dalam beberapa hal dari Ethereum.

  1. ETC menggunakan proses Proof-of-Work untuk menambang atau mining. Praktiknya mirip dengan apa yang digunakan Bitcoin. Ini mengharuskan penambang memverifikasi transaksi di blockchain untuk menerima hadiah Eter.
  2. Sistem Ethereum (ETH) saat ini telah diperbarui ke proses Proof-of-Stake. Orang-orang yang memvalidasi transaksi melalui sistem staking sedangkan ETC tidak memiliki rencana untuk beralih dari mekanisme konsensus Proof-of-Stake dan akan tetap menggunakan Proof-of-Work.
  3. Pada bulan Maret 2017 Komunitas ETC setuju untuk mengadopsi kebijakan moneter tetap seperti Bitcoin, membatasi pasokan koin Ethereum Classic yaitu 210 juta ETC. Tidak seperti Ethereum dimana pasokanya tidak ada batasan, tetapi pertumbuhannya dibatasi hingga 4,5 persen per tahun.

Artikel Terkait