Investor Pemula

Kriptografi, Temuan Kaya Manfaat Lintas Zaman

Kriptografi mungkin bukan istilah yang familiar bagi masyarakat awam. Beberapa mungkin mengetahui dari sejumlah Hollywood yang mengambil tema soal ilmu ini. Jangan khawatir, kali ini Ajaib akan membahas soal teknologi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ini.

Apa itu Kriptografi?

Menurut Bruce Scheiner dalam bukunya “Applied Cryptography”, kriptografi adalah ilmu pengetahuan dan seni menjaga pesan-pesan agar tetap aman (secure). Bisa dikatakan jika kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana “naskah asli” (plaintext) diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi “naskah acak yang sulit dibaca” (ciphertext) oleh seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi.

Kriptografi adalah cabang dari ilmu matematika yang memiliki banyak fungsi dalam pengamanan data. Konsepnya telah lama digunakan oleh manusia pada peradaban Mesir dan Romawi walau masih sangat sederhana.

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani “kryptos” yang berarti tersembunyi, dan “graphein” untuk menulis. Daripada menyembunyikan pesan dari mata musuh secara fisik, kriptografi memungkinkan dua pihak yang saling berkomunikasi dengan jelas tetapi dalam bahasa yang tidak dapat dibaca lawannya.

Untuk mengenkripsi pesan, pengirim harus memanipulasi konten menggunakan beberapa metode sistematis, yang dikenal sebagai algoritma. Pesan asli, yang disebut plain text, dapat diacak sehingga surat-suratnya berbaris dalam urutan yang tidak dapat dipahami atau setiap huruf dapat diganti dengan yang lain. Omong kosong yang dihasilkan dikenal sebagai cipher text, menurut Crash Course Computer Science.

Baca Juga: Ethereum Classic Jadi Menarik Pasca The Merge

Manfaat Kriptografi di Era Modern, Jadi Dasar Aset Kripto

Kriptografi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa mengalami gangguan dari pihak ketiga. Intinya adalah soal memanfaatkan dua kunci, yaitu enkripsi dan dekripsi. Manfaatnya bahkan amat terasa hingga di era modern ini saat ini khususnya digunakan untuk dunia keuangan.

Metode ini terbukti jadi dasar menjaga keamanan mata uang digital seperti Bitcoin yang makin diminati saat ini. Tidak seperti mata uang kertas, pengamanan mata uang digital dilakukan murni secara teknologi, dan tanpa harus bergantung pada kebijakan pemerintah pusat.

Mata uang digital, menitikberatkan sistemnya pada kriptografi. Jadinya, terdapat sebuah mekanisme yang bisa dipergunakan untuk mengamankan sistem dalam mata uang digital. Caranya ialah encoding, atau mengkodekan aturan-aturan dalam sistem mata uang digital tersebut.

Misalnya saja mengkodekan aturan tentang pembuatan unit mata uang digital baru kedalam sebuah protokol secara matematis. Dengan pengkodean aturan-aturan itu, diharapkan bisa mencegah gangguan keamanan pada sistemnya.

Pada aplikasinya, ada sejumlah algoritma kriptografi yang diterapkan antara lain:

  • Secret Key (Symmetric Key): pengirim dan penerima mempunyai satu key yang sama
  • Public Key (Asymmetric Key): pengirim dan penerima masing-masing mempunyai key yang berbeda, pengirim mengirimkan data yang sudah dienkripsi dengan public key dan penerima menerima data yang dekripsi dengan private key
  • Hash Functions (Message Digests): menggunakan transformasi matematika untuk mengenkrip informasi secara satu arah yang artinya tidak bisa didekrip dan mempunyai lebar karakter yang pasti

Aplikasi algoritma inilah yang kemudian akan mengamankan nilai dari aset kripto ini. Dengan demikian, sistemnya akan terhindar dari upaya hacking yang banyak ditakutkan orang sebagai kelemahan mata uang digital. Bukan hanya itu, teknologi ini juga diaplikasikan pada blockchain.

Baca Juga: Mengenal Vasil Hard Fork Cardano

Teknik dan Tujuan Kriptografi

Menurut Techtarget, kriptografi adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan konsep kriptologi dan kriptanalisis. 

Kedua konsep ini mencakup teknik microdots, yaitu teknik menggabungkan kata dengan gambar, dan cara-cara lain yang mirip untuk menyembunyikan informasi dalam storage pilihan atau transit. 

Namun, dalam dunia yang sudah serba digital, kriptografi sering dikaitkan dengan teknik scrambling, yaitu metode pengubahan teks biasa menjadi teks sandi.

Kedua proses ini lebih dikenal dengan istilah encryption dan decryption.

Dengan perubahan prioritas teknik yang digunakan untuk melindungi data, akhirnya istilah kriptografi bergeser menjadi kriptografi modern atau modern cryptography yang memiliki beberapa tujuan sebagai pedoman para kriptografer.

  • Confidentiality: Informasi yang dilindungi tidak akan bisa diakses oleh siapa pun yang tak memiliki wewenang.
  • Integrity: Data yang akan diterima dan dikirim tidak dapat diubah tanpa sepengetahuan kedua belah pihak.
  • Non-repudiation: Pihak penerima atau pengirim tidak akan bisa menyangkal tujuannya menciptakan atau mengubah data.
  • Authentication: Pihak penerima dan pengirim dapat mengetahui identitas masing-masing serta sumber data yang sedang mereka gunakan.

Prosedur dan protokol yang memenuhi semua kriteria di atas adalah sistem kriptografi yang sering dianggap sebagai program yang hanya mengacu pada prosedur perhitungan matematika dan computer programming.

Namun, kenyataannya tidak seperti demikian. Pegiat kriptografi kini juga memasukkan pengaturan yang telah disesuaikan dengan perilaku manusia. Misalnya, seperti memilih kata sandi yang sulit ditebak, log off otomatis bila sistem sedang tidak digunakan, dan larangan diskusi prosedur sensitif dengan pihak luar yang tak memiliki wewenang.

Akhirnya, metode yang awalnya digunakan untuk mengantarkan pesan ini bisa jadi jauh lebih bermanfaat di dunia modern.

Artikel Terkait