Berita

Jelang Rilis Data Inflasi AS, Mampukah Bitcoin Rebound?

spot-bitcoin-etf

Pasar aset kripto memulai minggu kedua bulan September dengan bertengger di zona merah, dipimpin oleh Bitcoin (BTC) yang sempat menembus di bawah support pada $25,000 untuk pertama kalinya sejak 15 Juni, dimana BTC sempat turun mencapai USD 24.904 pada Senin malam (11/9).

Pada Selasa (12/9) per pukul 09.00 WIB pagi ini, Bitcoin kembali diperdagangkan di harga USD 25.200 dimana melemah sekitar 2,09% dalam 24 jam terakhir. Sementara, kapitalisasi pasar Bitcoin turun menjadi USD 490 Miliar. Adapun total kapitalisasi pasar aset kripto anjlok dibawah angka USD 1 Triliun, dimana berada di kisaran USD 989 Miliar.

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, “Dari pergerakan harga, jika Bitcoin gagal bertahan di atas USD 25.000, BTC berpotensi lanjut melemah ke area support selanjutnya yang berada di kisaran USD 23.500 hingga USD 24.000. Sedangkan area resistance terdekat berada di USD 26.800 dan selanjutnya di angka USD 28.300.”

Mayoritas altcoin juga mengalami penurunan, termasuk Ethereum (ETH) turun sebesar 3,59% dalam 24 jam terakhir dan saat ini bertengger di harga USD 1.555. ETH melemah meski telah mendapat sentimen positif sejak pekan lalu karena dua manajer investasi yaitu ARK Invest dan VanEck menggemparkan komunitas kripto dengan mengajukan berkas ETF Ethereum (ETH) spot pada Rabu (6/9).


“Selain secara historis bulan September Bitcoin yang cenderung melemah, salah satu penyebab aset kripto berada di zona merah didorong sikap pelaku pasar yang wait and see dimana Investor pekan ini menantikan rilis lebih banyak data inflasi AS pada minggu ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai kebijakan suku bunga yang akan datang,” kata Panji.

Data Inflasi AS untuk periode Agustus 2023 dijadwalkan rilis pada Rabu (13/9) pukul 19.30 WIB. Melansir trading economic, pada periode sebelumnya, tingkat inflasi dari sudut pandang konsumen atau indeks harga konsumen (IHK) tahunan di AS meningkat menjadi 3,2% pada Juli 2023 dari 3% pada bulan Juni, namun masih di bawah perkiraan sebesar 3,3%.

Saat ini, tingkat inflasi AS periode Agustus diperkirakan akan melonjak ke 3,6% secara tahunan (yoy) dimana lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy. 

Apabila inflasi tahunan naik sesuai perkiraan ini bakal menjadi kenaikan kedua yang terjadi setelah mencapai titik terendah 3% yoy pada Juni lalu. Namun, kenaikan juga akan memperlebar jarak dengan  target inflasi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) di sekitar 2%.

Sehari setelahnya, pada Kamis (14/9) tingkat inflasi dari sudut pandang produsen atau indeks harga produsen (IHP) akan dirilis dengan perkiraan IHK tahunan bulan Agustus naik menjadi 1,20% yoy, lebih tinggi dari periode Juli di angka 9,80% yoy.

Menurut Panji, “Hasil data inflasi pekan ini tentunya akan berdampak ke pasar kripto. Jika hasilnya diatas ekspektasi maka akan berdampak negatif ke aset kripto dan apabila sesuai atau lebih rendah dari perkiraan pasar maka setidaknya mampu menjaga Bitcoin untuk tidak turun lebih rendah dari harga saat ini. Selain data inflasi, kebijakan terkait suku bunga AS masih akan menjadi faktor penggerak harga aset kripto kedepannya karena akan menentukan keputusan investor saat berinvestasi.” 

Adapun, pelaku pasar juga menantikan pertemuan kebijakan FOMC yang dijadwalkan September mendatang. Melansir dari,  CME FedWatch Tool menunjukan peluang sebesar 93% bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuannya di angka 5,25%- 5,50% pada pertemuan 19-20 September.

“Pelemahan yang terjadi di pasar kripto saat ini memang diakibatkan berbagai faktor. Selain, data yang menunjukkan pasar aset kripto di September yang cenderung negatif dan didukung dari kekhawatiran investor terhadap inflasi dan suku bunga Amerika Serikat menyebabkan investor mengambil sikap risk-off sementara terhadap aset berisiko.  Namun, momentum seperti ini bisa menjadi saat yang tepat bagi investor jangka panjang untuk membangun portofolio di aset kripto,” sambung Panji. 

Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Minggu Ini

BTC/USDT

Support: USD 25.000

Resistance: USD 26.800

Senin malam (11/9) BTC sempat anjlok ke harga USD 24.904 dan Selasa (12/9) pukul 09:00 WIB BTC bertengger di USD 25.200 melemah sebesar 2,09% 24 jam terakhir. BTC saat ini berupaya bertahan diatas psikologis support USD25.000, namun jika kembali breakdown dibawah $25.000 maka berpotensi akan menuju USD 23.500 – USD 24.000. Indikator Stochastic bergerak turun menuju area oversold dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas.

ETH/USDT

Support : USD1.550

Resistance : USD1.630

Selasa (12/9) pukul 09:00 WIB ETH melemah sebesar 3,59% bertengger harga USD1.555. ETH. Setelah mencapai all time high tahun 2023 di harga USD 2.140, ETH bergerak downtrend hingga saat ini berada tepat area support trendline.

Dimana pergerakan sebelumnya ETH mampu rebound di area support trendline nya, maka untuk saat ini jika ETH mampu bertahan di atas harga USD 1.550 maka berpotensi untuk rebound dan lanjut menguat menuju resistance terdekat di USD 1.630.

Sebaliknya jika breakdown support trendline nya, maka ETH akan berpotensi lanjut turun menuju harga USD. Indikator stochastic bergerak turun menuju area oversold dan MACD histogram memasuki momentum bearish.

Disclaimer: Investasi aset kripto mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Kripto membuat informasi ini melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli aset kripto. Harga aset kripto berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait