Konservatif memiliki pemaknaan umum sebagai sesuatu yang kolot. Biasanya identik dengan pemikiran seseorang. Tetapi, istilah di dalam satu bidang keilmuan kadang berbeda dengan keilmuan yang lain dari perspektif definisi. Begitu juga konservatif dalam bidang akuntansi. Nah di bidang ini konservatif adalah tindakan seseorang dalam pengelolaan laporan keuangan dengan cara lama.
Untuk mengetahui pengertian konservatif yang lebih lengkap, maka dalam artikel ini akan menjelaskannya dengan lebih detail. Termasuk akan dijabarkan juga mengenai pengertian, tujuan dan manfaat-manfaatnya. Untuk itu silakan baca terus artikel ini sampai selesai.
Pengertian Konservatif
Di dalam ilmu ekonomi atau akuntansi konservatif bisa diartikan sebagai prinsip di dalam membuat laporan keuangan. Prinsip yang dimaksud ialah laporan keuangan harus dibuat dengan berhati-hati, detail, menyeluruh (komprehensif) dan tidak boleh ditulis dengan terburu-buru.
Prinsip yang dalam istilah asingnya disebut prudent reaction ini banyak dilakukan oleh akuntan dari seluruh dunia termasuk Indonesia. Kehati-hatian dalam penulisan laporan keuangan memang sangat penting terutama di dalam kondisi transaksi keuangan perusahaan yang sangat fluktuatif bahkan dinamis.
Pengertian Konservatisme
Sudah dijelaskan di atas kalau konservatif adalah prinsip kehati-hatian dalam membuat laporan keuangan. Sedangkan konservatisme adalah sebuah dialektika keilmuan yang menjelaskan tentang peranan kehati-hatian di dalam pembuatan laporan keuangan. Artinya seorang akuntan tidak bisa menerapkan konsep konservatif kalau dia tidak menjadikan dirinya sebagai penganut konservatisme.
Karena sesungguhnya banyak prinsip lain yang diusung ketika membuat laporan keuangan. Cuma prinsip ini yang lebih banyak digunakan karena menjadi penunjang utama penulisan laporan keuangan yang lebih baik, rapi, teratur dan sistematis. Untuk itu seorang akuntan memang harus memahami bagaimana menjadi seorang konservatisme yang benar.
Tujuan Pembuatan Laporan dengan Prinsip Konservatif
Ada banyak tujuan mengapa seorang akuntan harus mengedepankan prinsip konservatisme di dalam membuat laporan keuangan. Bahkan kalau perlu seluruh akuntan harus konservatif ketika sedang membuatnya. Nah di bawah ini terdapat beberapa tujuan-tujuan yang dimaksud.
1. Mencegah Manipulasi Laporan Keuangan
Tindakan pembuatan laporan keuangan dengan prinsip konservatif diperlukan demi tujuan untuk mencegah manipulasi laporan keuangan. Karena dengan konsep ini laporan harus benar-benar sesuai dengan data transaksi yang memang nyata terjadi. Sedangkan pihak akuntan tidak memiliki kesempatan untuk membuat laporan yang tidak sesuai dengan data.
2. Tata Kelola Perusahaan Lebih Akurat
Kalau laporan keuangan perusahaan dibuat dengan mengedepankan prinsip konservatif tentu tata kelola perusahaan lebih akurat. Pasalnya, di dalam laporan tertulis apa adanya, baik yang berupa laporan keuntungan maupun kerugian. Sehingga nantinya atasan bisa menentukan kebijakan yang lebih terarah untuk langkah perusahaan ke depan.
3. Meningkatkan Arus Kas dan Value
Atasan bisa melihat dinamisasi arus kas dan value dari laporan keuangan yang ditulis oleh akuntan atau oleh bagian keuangan. Nah, dari sini atasan bisa melakukan evaluasi demi peningkatan arus kas dan value di periode berikutnya.
Kebijakan ini akan menjadi sesuai kalau laporan yang dibuat memang sesuai dengan data transaksi yang memang nyata.
4. Mencegah Laporan Keuangan yang Berlebihan
Laporan keuangan yang ditulis secara berlebihan berbeda dengan laporan keuangan yang penuh manipulasi. Kalau laporan manipulasi biasanya seluruh neraca keuangan ditulis tanpa melihat data yang asli.
Tetapi kalau laporan keuangan terlalu berlebihan terkadang hanya beberapa unit saja yang berbeda bukan secara keseluruhan. Nah ini juga harus dicegah makanya dibutuhkan konservatisme di dalam pembuatan laporan keuangan.
Manfaat Pembuatan Laporan Keuangan dengan Prinsip Konservatif
Secara sederhana bisa diartikan konservatif adalah cara penulisan laporan keuangan dengan cara yang detail dan berhati-hati. Nah pastinya ada manfaat tertentu kalau prinsip ini memang diterapkan dengan baik. Ini dia manfaat yang dimaksud:
1. Laporan Keuangan akan Sesuai Data Transaksi yang Valid
Kalau laporan keuangan ditulis dengan prinsip konservatif tentu laporan keuangan akan sesuai data transaksi yang valid. Nah tentunya laporan semacam ini yang dibutuhkan oleh atasan. Sedangkan si pelakunya dicap sebagai orang yang jujur dan pasti akan ada apresiasi dan reward yang diberikan kepadanya.
2. Kebijakan Atasan akan Lebih Terarah
Laporan keuangan yang ditulis secara benar sesuai data yang ada maka akan mempermudah atasan ketika mengeluarkan kebijakan. Di sisi lain kebijakan tersebut juga pasti terarah karena memang didasarkan pada kondisi transaksi yang sedang terjadi di perusahaannya.
3. Evaluasi akan Berjalan Maksimal
Seorang atasan tidak boleh serta merta melakukan evaluasi baik yang berupa administrasi maupun evaluasi kinerja. Paling tidak harus ada rujukan laporan keuangan yang dijadikan dasar dirinya sebagai evaluator. Makanya penulisan laporan keuangan dengan prinsip konservatif sangat dibutuhkan.
4. Perkembangan Perusahan Jelas Terlihat
Laporan keuangan adalah berkas yang akan dijadikan penilaian terhadap perkembangan perusahaan. Makanya laporan ini harus ditulis dengan benar dan penuh kehati-hatian. Sebaliknya kalau laporan tidak sesuai data maka otomatis perusahaan belum bisa dan belum layak disebut mundur apalagi berkembang.
Dari ulasan ini bisa disimpulkan kalau konservatif adalah prinsip pembuatan laporan keuangan yang sangat penting.
Mulai Investasi Aset Kripto di Ajaib Kripto!
Siap memulai perjalanan investasi crypto kamu? Yuk, langsung saja mulai bersama Ajaib Kripto! Cek harga crypto hari ini, dan Jual Beli Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, serta koin lainnya akan jadi lebih mudah, aman, dan tepercaya bersama Ajaib Kripto, aplikasi crypto yang sudah terdaftar dan berizin dari Bappebti.
Yuk, download Ajaib Kripto sekarang!