Kalian pasti sering membaca atau mendengar istilah Web3 atau juga disebut Web 3.0 adalah generasi internet yang terbaru di era ini, bertujuan untuk menciptakan web yang terdesentralisasi. Ini akan membuka kemungkinan untuk memberikan kepemilikan kepada pengguna atas konten mereka. Juga akan meningkatkan keamanan di Internet melalui blockchain.
Yuk kita telusuri lebih dalam tentang tentang Web 3 dan blockchain !
Perbedaan Web 1.0 , Web 2.0 dan Web 3.0
Untuk memahami apa itu Web 3, pertama-tama kita harus memahami versi Internet sebelumnya yaitu web 1.
Source: https://www.mach37.com/blog/web3
Web 1.0 (Web Statis)
Berners-Lee mempelopori perkembangan awal internet pada tahun 1990 ketika dia menjadi ilmuwan komputer di eropa. Fase pertama dari Internet dan dapat dicirikan dengan cara awal pengguna berinteraksi dengan web adalah Web 1.0 atau yang dikenal sebagai “Read Only” web dimulai pada tahun 1991–2004.
Berikut karakteristik dari web 1.0
- Merupakan halaman web yang statis atau hanya berfungsi untuk menampilkan.
- Halaman masih didesain sebagai html murni, yang ‘hanya’ memungkinkan orang untuk melihat tanpa ada interaksi
- Biasanya hanya menyediakan semacam buku tamu online tapi tidak ada interaksi yang intens.
- Masih menggunakan form-form yang dikirim melalui e-mail, sehingga komunikasi biasanya baru satu arah.
Web 2.0 (The Social Web)
Selanjutnya adalah Web 2.0 atau “Read & Write” dimana web yang kita gunakan saat ini dimana pertama kali dikembangkan tahun 1999. Selama ini web banyak berkembang. Generasi web ini memungkinkan interaksi dengan orang lain di seluruh dunia karena kehadiran Media Sosial.
Pada fase ini, pengguna membuat sebagian besar konten di platform seperti YouTube, Facebook, atau Twitter. Kekurangan dari web 2.0 ini dimana Internet yang lebih partisipatif ini adalah bahwa dengan membuat konten, pengguna juga memberikan informasi dan data pribadi kepada perusahaan yang mengendalikan platform ini.
Namun saat ini, untuk mempertahankan eksistensi mereka, perusahaan menerapkan machine learning yang mempelajari kebiasaan dan kebutuhan untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.
Mereka melakukannya dengan mengumpulkan sejumlah besar data pengguna dan melatih algoritme/sistem mereka untuk memberikan pengalaman yang dipersonalisasi kepada setiap pengguna sehingga mereka tinggal lebih lama di aplikasi dan halaman web mereka.
Web 3.0 (Web Semantik)
Istilah “Web3” diciptakan oleh pendiri Polkadot dan salah satu pendiri Ethereum Gavin Wood pada tahun 2014. Web3 memungkinkan penggunanya untuk “Read, Write & Execute” yang diproyeksikan menjadi generasi ketiga dari teknologi generasi selanjutnya yang dibangun untuk berfokus pada penggunaan ekosistem terdesentralisasi yang terdiri dari teknologi seperti Blockchain dan distributed ledger technology untuk menciptakan internet yang lebih aman dan transparan.
Teknologi Web3 memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan smart contract di internet tanpa memerlukan otoritas pusat atau perantara. Teknologi Web3 dapat diimplementasikan ke banyak industri, termasuk keuangan, kesehatan, pendidikan, supply chain , dan masih banyak lagi.
Prinsip Dasar Web 3.0
- Ubiquity
- Semantic Web
- Artificial Intelligence
- 3D Graphics
- Machine Learning
Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data. Web 3.0 juga memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan kapasitas yang luar biasa besar.
Peran Blockchain dalam Web3
Blockchain adalah blok bangunan Web3. Namun, web terdesentralisasi juga bergantung pada teknologi seperti AR, VR, IoT, dan lainnya yang tidak terkait dengan blockchain atau mata uang digital.
Generasi ketiga internet, yang dikenal sebagai Web3, didasarkan pada teknologi blockchain. Namun, juga meliputi teknologi lain seperti machine learning, Artificial Intellegence (AI), Internet of Things (IoT), augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan aplikasi terdesentralisasi (DApps).
Dengan blockchain sebagai landasannya, Web3 sering dibayangkan sebagai pendorong partisipasi pengguna aset kripto. Tetapi visi Web3 jauh lebih luas daripada blockchain saja. Umumnya, blockchain publik tidak dapat menyimpan file besar karena waktu yang diperlukan untuk memperbarui buku besar yang didistribusikan. Ini telah menyebabkan teknologi terdesentralisasi baru yang dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan blockchain.
Salah satu teknologi tersebut adalah InterPlanetary File System (IPFS) yang mengidentifikasi file dengan hash mereka sehingga siapa pun yang menghosting konten. Meskipun IPFS tidak berbasis blockchain, IPFS beroperasi di bawah beberapa prinsip kriptografi yang sama untuk mengidentifikasi dan mengambil informasi.
Selain itu, blockchain memainkan peran penting dalam membangun infrastruktur Web3 dengan memungkinkan organisasi mendesentralisasikan layanan Web2, termasuk komputasi awan, situs jejaring sosial, dan basis data.
Oleh karena itu, menggabungkan teknologi AI dan blockchain tidak diragukan lagi akan memberi organisasi cara yang lebih baik untuk mengelola kumpulan data rahasia.
Dengan memvalidasi data yang disediakan, teknologi AI dapat dengan cepat menyelesaikan permintaan proses dan algoritme cerdas akan membantu membuat keputusan cepat terkait pengeluaran dana atau persetujuan kredit. Selain itu, kumpulan data dapat dilindungi secara efektif melalui blockchain.
Demikian pula, teknologi lain seperti AR dan VR sangat penting dalam mendefinisikan metaverse, mengeksplorasi ide-ide baru, dan meningkatkan pengalaman virtual.
Pentingnya Blockchain dan Aset Kripto Bagi Web 3
Teknologi Blockchain akan meningkatkan luasnya aksesibilitas Web3 dengan fitur-fitur seperti sistem pembayaran, tata kelola terdesentralisasi atau governance, interoperabilitas lintas rantai, dan mendapatkan aset digital saat bermain game atau yang sering dikenal sebagai play to earn.
Sambil mempertimbangkan bagaimana blockchain mengubah struktur data di backend web, menjadi jelas bahwa blockchain adalah dasar untuk Web3. Penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur data disebut struktur data. Ini adalah metode pengaturan data di komputer agar selalu terbarui dan membuatnya mudah diakses.
Karena melalui teknologi kriptografi dari serangkaian transaksi, peran blockchain di Web3 sangat penting, terutama dalam meningkatkan tingkat kepercayaan di antara pengguna jaringan. Yang mengatakan, lapisan tata kelola blockchain memungkinkan dua pihak tak dikenal yang tidak mempercayai satu sama lain untuk bernegosiasi dan menyelesaikan kesepakatan online.
Aset Kripto dapat menyediakan jalur atau jembatan pembayaran digital dalam Web 3. Serta dapat membuka banyak kasus penggunaan yang penting untuk Web3. Selain itu, token non-fungible (NFT) dapat membantu memverifikasi identitas dan kepemilikan dalam ranah digital dengan cara yang tidak mengganggu kontrol pengguna atas data pribadi mereka.
Selain itu, Web3 mulus dan efisien, berkat peningkatan kemampuan solusi interoperabilitas blockchain seperti Polkadot, memudahkan konsumen untuk beralih antar platform atau aplikasi. Dengan dompet favorit seseorang, mereka dapat memperdagangkan NFT antar jaringan dan memantau pertumbuhan seluruh portofolio mereka dari satu lokasi, secara signifikan mendorong adopsi Web3 dan penggunaan blockchain yang lebih luas.
Blockchain juga dimanfaatkan dalam industri gaming atau dalam Web3 dikenal sebagai Gaming Finance atau GameFi dimana pengguna dapat mengumpulkan dan bertukar NFT di seluruh metaverse berkat desentralisasi game, yang memungkinkan mereka mempertahankan kendali atas informasi dan aset yang mereka miliki.
Game berbasis blockchain seperti Axie Infinity juga memungkinkan pemain menghasilkan uang dengan mengumpulkan aset kripto saat mereka bermain. Nantinya, aset kripto ini bisa diubah menjadi uang fiat.
Untuk mendapatkan berita menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto dengan klik button di bawah ini!
