Seputar Info

Break Even Point Sebagai Pedoman Menentukan Investasi

Break even Point

Break even point bisa menghindarkan suatu bisnis dari kerugian. Tentu setiap usaha tidak akan terhindar dari 2 pilihan, bisa untung dan rugi. Maka kita perlu melakukan antisipasi untuk meminimalisir risiko dari berbisnis.

Untung atau laba didapat saat pendapatan bisnis lebih besar dari jumlah biaya yang dikeluarkan. Tapi tidak menutup kemungkinan bilamana jumlah beban yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima, maka menjadi rugi. Untuk menghindari kerugian inilah maka perlu mengenal apa itu break even point.

Pengertian Break even point

Break even adalah kondisi di mana suatu bisnis yang dalam kegiatan operasionalnya tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian juga. Istilah ini menjadi patokan berapa lama suatu bisnis bisa mencapai titik impas dimana modal bisa kembali seluruhnya.

Analisis titik impas merupakan istilah yang lebih dikenal dari break even point (BEP) ini. Karena di saat itu jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya. 

Tentunya BEP berbeda pengertiannya dengan balik modal. Bila balik modal adalah adanya keuntungan yang dihasilkan dari pemasukan usaha. Sedangkan break even point adalah kondisi usaha tidak rugi dan juga tidak untung, sehingga profit sama dengan nol. 

Inilah mengapa investor bisa melakukan kegiatan jual beli saham dengan tahu kapan saat yang tepat untuk membeli dan kapan harus menjual dengan bagaimana cara menghitung break even point.

Komponen Break Even Point

Siapa sangka break even point juga bisa digunakan untuk mengetahui harga jual produk yang menghasilkan laba. Sebab di dalamnya ada beberapa elemen-elemen penyusun, antara lain:

  1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Ini adalah biaya pokok yang selalu dikeluarkan suatu bisnis, baik ketika sedang berproduksi maupun tidak berproduksi. Sebagai contoh biaya tetap adalah biaya perawatan peralatan, biaya sewa gedung, servis kendaraan, dan lainnya.

  1. Biaya Variabel (Variable Cost)

Komponen yang ini bersifat dinamis dan tergantung tingkat volume produksinya karena nilai dari biaya variabel mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan. Misalnya untuk biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, beli peralatan sekali pakai, dan lainnya.

  1. Biaya Campuran (Mixed Cost)

Merupakan biaya gabungan antara biaya tetap dan variabel. Jadi ini tetap wajib dibayar meski tidak ada aktivitas produksi. Di saat ada produksi pun, nilai biaya campuran terus meningkat sesuai output produksi. Misalnya bayar tagihan air, listrik, bahan bakar minyak kendaraan, dan lainnya.

  1. Harga Pokok Penjualan (HPP)

Disebut sebagai harga murni yang nominalnya sama dengan BEP, sebab merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. 

  1. Margin Laba

Untuk mendapatkan laba atau untung, maka nilai margin laba perlu ditambahkan. Margin laba adalah sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya variabel, sehingga bisa ditentukan begitu diketahui nilai break even point

Cara Menghitung Break Even Point

Bagaimana cara menghitung break even point? Berikut penjelasannya.

Metode Break even point (BEP) Per Unit

Merupakan tolak ukur dari nominal biaya tetap, yang dibagi dengan harga per unit setelah dikurangi biaya variabel. Cocok untuk mengetahui kontribusi produk per unit terhadap pencapaian keuntungan atas penjualan produk.

Rumus BEP (unit) = total biaya tetap / (harga jual per unit produk – biaya variabel per unit produk).

Contoh BEP Per Unit:

Per bulan Oktober 2022, operasional PT. Kapal Merah mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp150.000.000 untuk memproduksi 100.000 produk. Variable cost per unit adalah Rp60.000 dan harga per unit produk sebesar Rp100.000. Maka nilai BEP per unit-nya dihitung menggunakan cara:

BEP Per Unit:

= Rp150.000.000 / (Rp100.000 – Rp60.000)

= Rp150.000.000 / Rp40.000

= 3.750

Maka BEP Per Unit PT. Kapal Merah per bulan Oktober 2022 sebesar 3.750 unit. Bila penjualan lebih dari ini maka bisa mendapatkan laba.

Metode Break even point (BEP) Rupiah

BEP tidak hanya bisa dihitung dalam bentuk unit, tapi juga bisa mengetahui berapa banyak minimal unit yang harus dijual demi menutup biaya produksi. 

Rumus BEP (rupiah) = Biaya Tetap / (kontribusi margin per unit / unit harga per unit)

Contoh BEP(rupiah) : 

Sehingga laba per unit: harga jual per unit – biaya variabel / per unit 

= Rp100.000 – Rp60.000 

= Rp40.000

BEP Rupiah = Rp150.000.000 / (Rp40.000 / Rp100.000)

= Rp150.000.000 : 0.4

= Rp375.000.000

Maka BEP PT. Kapal Merah per bulan Oktober 2022 sebesar Rp375.000.000

Manfaat Break Even Point

Ada banyak manfaat break even point yang bisa dirasakan berbagai jenis usaha, antara lain:

  1. Mengetahui Biaya Total Produksi: Dengan BEP jadi bisa mengetahui pula berapa total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi sejumlah barang.
  2. Sebagai Dasar Perhitungan Laba: BEP ditambah margin laba maka akan mendapatkan harga jual produk yang menghasilkan laba. 
  3. Estimasi Waktu Balik Modal: Setelah bisa menghitung berapa minimal produk yang harus terjual agar bisa mendapatkan untung, maka akan tahu pula kapan estimasi waktu balik modal. Ada brand awareness yang terbangun sehingga tidak menimbulkan kerugian.

Break even point mempunyai peran dalam mengambil berbagai langkah dalam aktivitas penjualan. Dengan BEP juga jadi tahu bagaimana menentukan inovasi bisnis, variasi produk, hingga hal-hal bersifat operasional lainnya agar suatu usaha mampu mencapai profit yang optimal.

Baca Artikel Lainnya di Ajaib Kripto!

Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Kripto! Ajaib Kripto menghadirkan layanan investasi crypto online yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto dengan klik button di bawah ini!

Artikel Terkait