Seputar Info

Siapakah Sam Bankman-Fried dan Keterlibatannya dalam Kebangkrutan FTX?

Mengenal Sam Bankman-Fried dan Keterlibatannya dengan FTX

Akhir-akhir ini, nama Sam Bankman-Fried dan FTX sedang hangat-hangatnya diperbincangkan di dunia kripto dalam skala global. Mengingat, FTX sendiri menjadi salah satu aset kripto yang sedang naik daun dan diminati banyak trader maupun investor. Namun, naiknya nama Sam Bankman-Fried sebagai pendiri FTX bukan menjadi sesuatu yang positif, melainkan karena kebangkrutan yang terjadi pada aset kripto FTX.

Di mana, ia sendiri sempat dijuluki sebagai Crypto King dengan menjadi salah satu orang terkaya di dunia crypto karena memiliki nilai aset mencapai 26 miliar USD. Ditambah dengan kasus aset kripto FTX yang menjadi nilai aset Sam hilang mencapai 94 persen dalam waktu sehari saja sehingga menjadi berita gempar di dunia kripto khususnya bagi para pemegang FTX. Lalu, sebenarnya siapa Sam Bankman-Fried dan keterlibatannya pada aset kripto FTX? 

Siapa Sam Bankman-Fried?

Sumber: newyorktimes

Sam Bankman-Fried atau SBF merupakan seorang pengusaha, investor, sekaligus jutawan asal Amerika Serikat. Di mana, ia sebagai pendiri dan mantan CEO dari perusahaan aset kripto bernama FTX. FTX sendiri merupakan platform crypto exchange yang fokus untuk produk derivatif dan leverage. Selain itu, SBF juga menjadi pemimpin di FTX.US atau afiliasi FTX di Amerika Serikat dan berafiliasi dengan Alameda Research yang merupakan perusahaan trading aset kripto menggunakan metode kuantitatif.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di sepanjang 2010-2014 di Massachusetts Institute of Technology dan berhasil lulus dengan gelar sarjana fisika serta jurusan minor matematika. Kemudian pada tahun 2013, ia sempat magang di di Jane Street Capital yang merupakan perusahaan trading pasar modal. Setelah berhasil menjadi sarjana, dia menjadi karyawan tetap hingga pada September 2017 keluar dari perusahaan tersebut. 

Lalu, melanjutkan karirnya dengan pindah ke Berkeley untuk bekerja di Centre for Effective Altruism pada Oktober sampai November 2017.  Tidak lama setelahnya, pada November 2017 ia mendirikan Alameda Research bersama Tara Macaulay selaku rekan dari institusi sebelumnya. Alameda Research sendiri merupakan perusahaan trading kuantitatif dengan fokus di perdagangan Bitcoin menggunakan cara arbitrase. 

Di mana, hal ini dilatarbelakangi oleh harga mata uang aset kripto Bitcoin yang berbeda di beberapa bursa kripto. Sam Bankman-Fried membeli Bitcoin di tempat yang menjualnya dengan harga paling murah, untuk kemudian kembali menjualnya melalui exchange yang menawarkan nilai dari Bitcoin tertinggi. Apalagi peluang arbitrase sendiri cukup besar di Korea Selatan. 

Hal ini disebabkan oleh harga Bitcoin di sana memiliki besaran 30 persen lebih tinggi jika dibandingkan exchange lain yang ada di Amerika Serikat.  Hanya saja, terdapat aturan dan hambatan yang membuat trader internasional tidak bisa menjual aset Bitcoin di Korea. Oleh karena itu, peluang ini dimanfaatkan olehnya dengan mengatasi kerepotan mengenai transfer bank antar negara. 

Di mana, ia membangun sistem yang memungkinkan untuk pemindahan dana 25 juta USD per hari dengan keuntungan sebesar 10 persen selama sebulan lebih. Selain itu, situasi ini menunjukkan adanya permintaan besar bagi aset kripto dan bank yang tidak bisa memenuhinya sehingga melahirkan ide untuk membangun aset kripto bernama FTX atau Futures Exchange.

Sejarah Future Exchange

Sumber: freepik

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa FTX atau Future Exchange didirikan karena latar belakang peluang tingginya aset kripto, maka Sam Bankman-Fried merealisasikan idenya untuk membangun FTX. Selain itu, proyek ini juga lahir karena ia dan trader lain frustasi dengan bursa kripto luar negeri yang menjadi tempat ia berdagang aset kripto.

Lalu, pada akhir tahun 2018, SBF menghadiri konferensi kripto di Macau. Hal ini bertepatan dengan peristiwa yang dianggap menjadi kejadian paling salah kelola di sepanjang sejarah crypto exchange karena Bitcoin Cash mengalami hard fork alias perubahan teknologi yang membuatnya terpecah ke dua koin baru. Di mana, peristiwa ini memunculkan tantangan untuk bursa kripto menangani kontrak berjangka berdasarkan koin original. 

Hanya saja, sejumlah bursa kripto justru menawarkan solusi yang dianggap Bankman-Fried sangat tidak masuk akal dengan membuat pelaku kripto yang tidak paham mengalami kerugian mencapai 25 juta USD. Hal inilah yang menjadi acuan SBF dengan Garry Wang mendirikan FTX sebagai sebuah bursa derivatif untuk mata uang kripto di April 2019.

Nilai Kekayaan Sam Bankman-Fried hingga Kejatuhan FTX dan FTT Token

Selama mengelola FTX dan Alameda Research, Sam Bankman-Fried berhasil mengumpulkan kekayaan yang membuatnya menjadi salah satu orang terkaya pada industri aset kripto. Bisa dikatakan dalam dua tahun menjalankan kedua bisnis tersebut, SBF menjadi jajaran orang terkaya di industri kripto. Mengacu pada CoinGecko, FTX sendiri berhasil memproses 2,4 miliar USD dengan volume spot harian serta 10,5 miliar USD dengan volume derivatif harian. 

Tidak heran, jika FTX mampu mendapatkan pendanaan sebesar 400 juta USD dari beberapa investor termasuk Sequoia Capital di putaran seri C tahun 2022. Hal ini berarti jumlah pendanaan yang berhasil didapat FTX mencapai 2 miliar USD dan menjadikan nilai perusahaan sebesar 32 miliar USD. Bahkan, Forbes sendiri menobatkan pendiri FTX sebagai crazy rich dengan usia 29 tahun yang memiliki nilai kekayaan mencapai 22,5 miliar USD di April 2021.

Hanya saja, jumlah kekayaan tersebut tidak berlangsung lama hingga membuatnya hilang dari jajaran Bloomberg Billionaires Index ketika kekayaan pribadinya anjlok 94 persen ke 991,5 juta USD hanya dalam satu hari yaitu pada 9 November 2022 lalu. Di mana, hal tersebut menjadi awal mimpi buruk bagi FTX khususnya para pemegang aset kriptonya dengan jumlah luar biasa besar.

Mengacu pada laporan Bloomberg, hubungan dekat FTX dan Alameda seolah memunculkan potensi konflik kepentingan. Berdasarkan laporan keuangan Alameda Research yang bocor, terdapat penjelasan mengenai perusahaan ini sangat bergantung pada FTX Token atau FTT sebagai token utilitas milik FTX. Hal ini berarti aset tersebut tidak bergantung dengan aset independen layaknya mata uang fiat maupun aset kripto lainnya.

Selain itu, aset terbesar Alameda dan aset lain yang berbentuk unlocked FTT. Hal ini layaknya uang yang dicetak oleh perusahaan, namun tidak memiliki nilai. Namun, Alameda sendiri memiliki sejumlah koin Solana karena Sam Bankman-Fried sempat terlibat untuk pengembangan proyek Solana. Hal ini membuat terjadinya perang opini antara CEO Alameda Research, Caroline Ellison dengan CEO Binance, Changpeng Zhao karena ia memegang sejumlah besar token FTT.

Apalagi pada 6 November lalu, terdapat sejumlah transfer FTT yang mencapai 584 juta USD ke Binance sebagai proses likuidasi. Menurut Zhao bursa kripto miliknya melikuidasi FTT yang berada di dalam bukunya. Lalu, Ellison membalas pernyataan Zhao dengan mengatakan jika Alameda siap membeli FTT seharga 22 USD per koin sesuai harga terkini. 

Hal ini membuat munculnya penarikan FTT secara besar-besaran sehingga membuat FTT anjlok 72 persen pada 8 November dengan berdampak pada penghentian pemrosesan transaksi di bursa FTX.

Kasus dari FTX yang tentu melibatkan Sam Bankman-Fried selaku pendirinya menjadi pelajaran berharga untuk terus memantau perkembangan setiap proyek dari sebuah aset kripto. Mengingat, aset kripto menjadi salah satu instrumen investasi dengan tingkat risiko tinggi. Namun, bukan berarti kamu sama sekali dilarang untuk memilih aset kripto karena terus menghasilkan kerugian.

Mengingat, tidak sedikit juga investor yang mendapatkan keuntungan dalam investasi aset kripto. Apalagi investasi di aset kripto kini semakin mudah dilakukan, salah satunya menggunakan platform seperti aplikasi Ajaib Kripto. Ajaib Kripto memungkinkan kamu untuk berinvestasi di aset kripto secara aman dan mudah.

Di mana, kamu bisa melakukan analisa untuk aset kripto yang memiliki potensi baik di masa mendatang. Jadi tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto di smartphone kamu untuk mulai investasi di aset kripto sekarang.

Artikel Terkait