Seputar Info

Mengenal SHA-256, Salah Satu Jenis Hash yang Digunakan dalam Kripto

Mengenal SHA-256, Salah Satu Jenis Hash yang Digunakan dalam Kripto

Aktivitas menambang atau mining aset kripto merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk bisa memiliki aset kripto. Selain menyiapkan perangkat mumpuni untuk mendukung aktivitas mining, kamu juga harus memahami sistem atau cara kerja di dalamnya. Salah satu istilah yang dikenal dalam mining aset kripto adalah algoritma hash. Di mana, hash adalah node alfanumerik yang digunakan mewakili kata, pesan, maupun data. Salah satu jenis hash yang dikenal yaitu SHA-256.

SHA-256 menjadi salah satu hash paling terbaru yang digunakan dalam kripto sebagai algoritma keamanan. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan hash dan fungsinya dalam kripto? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Apa yang Dimaksud SHA?

Sebelum memahami SHA-256, tentunya kamu harus memahami apa yang dimaksud dengan SHA itu sendiri. Pada dasarnya, Secure Hashing Algorithm atau SHA adalah fungsi kriptografi yang dibuat khusus oleh penyedia otoritas keamanan internet dengan tujuan menjaga keamanan data. Di mana, SHA bekerja dengan melakukan transformasi data yang menggunakan fungsi hash. 

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa hash sendiri sebagai algoritma yang terdiri dari beberapa hal. Mulai dari operasi bitwise sebagai fungsi besaran bit enkripsi, penambahan modular, serta fungsi kompresi. Selain itu, fungsi hash bisa menghasilkan fungsi acak dengan tidak terlihat aslinya. 

Fungsi hash sendiri arah sehingga tidak bisa diubah ke dalam nilai hash secara masing-masing data karena tergantung pada tingkat bit enkripsi yang digunakan. SHA sendiri memiliki jenis yang sering digunakan seperti SHA-1, SHA-2, serta SHA-256. Di mana, masing-masing SHA memiliki tingkat enkripsi berbeda-beda berdasarkan tingkat kerentanan yang berbeda pula. 

Penerapan SHA secara umum dengan melakukan enkripsi kata sandi menggunakan pengacakan hash pada pengiriman data tertentu yang berdasarkan kata sandi sebenarnya. Ketika terjadi peretasan, maka SHA bakal melindungi melalui hash yang tidak bisa dibaca tanpa adanya deskripsi maupun kata sandi asli. 

Setidaknya ada tiga tahapan yang digunakan algoritma hash dalam melakukan enkripsi data meliputi ketahanan, pengubahan pra gambar 1, serta resistensi tabrakan. Hal tersebut memastikan integritas data maupun file yang bakal dikirimkan ke server penerima.

Jenis-Jenis Secure Hashing Algorithm

Sebelumnya dijelaskan bahwa SHA memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dengan jenisnya. Di mana, ada beberapa jenis SHA yang bisa digunakan, di antaranya sebagai berikut:

Secure Hashing Algorithm 1 atau SHA-1

Jenis fungsi SHA-1 sendiri dikembangkan di tahun 1993 oleh lembaga standar pemerintah asal Amerika Serikat alias National Institute of Standard and Technology. Di mana, SHA 1 sendiri banyak digunakan di protokol keamanan TLS. SHA 1 bakal menghasilkan fungsi hash 160 bit menggunakan panjang kurang dari 2/64 bit sebagai standar keamanan yang masih rendah. 

Lalu, pada tahun 2005 ditemukan kerentanan di algoritma SHA 1 dengan risiko membahayakan keamanan data. Kemudian pada tahun 2010, sejumlah perusahaan besar seperti Google, Microsoft, dan Mozilla memberikan pengumuman bahwa mereka tidak lagi mendukung penggunaan SHA 1 sebagai keamanan data di browser mereka.

Secure Hashing Algorithm 2 atau SHA-2

Sementara itu, SHA-2 sebagai hasil pengembangan dari algoritma SHA-1 yang dikembangkan pemerintah Amerika Serikat. Di mana, mereka melakukan modifikasi algoritma menggunakan dua fungsi hash bersamaan yaitu SHA 256 dan SHA 512 dengan masing-masing hash akan menggunakan 32 bit maupun 64 bit kata di dalam proses enkripsi.

Selain itu, SHA-2 memiliki ukuran enkripsi blok mencapai 1024 bit sebagai contoh panjang bit enkripsi hash ketika melakukan pengiriman data secara online. SHA-2 sendiri dikembangkan berdasarkan sisi kelemahan SHA-1 sehingga menjadikan proses tabrakan dari nilai enkripsi terlalu sering terjadi hingga mengakibatkan gagalnya proses enkripsi.

Di mana, salah satu standar dari serangan pengembangan SHA 1 ke SHA 2 yaitu adanya serangan brute force alias jenis serangan hacker dengan sasaran kata sandi paling populer digunakan. Hal ini karena panjang dari bit yang diberikan SHA 1, belum cukup memadai dalam melindungi serangan brute force sehingga kehadiran SHA 2 yang memiliki panjang bit hash melebihi SHA 1 menjadi solusi tepat.

Secure Hashing Algorithm 256 atau SHA-256

Jenis fungsi hash selanjutnya adalah SHA-256 yang sering ditanya perbedaan dengan SHA 2. Di mana, SHA-256 bit sebagai bagian dari SHA 2 yang merupakan proyek pengembangan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan menghasilkan kurang lebih sebanyak 4 SHA yang dikembangkan untuk dimasukkan ke dalam kategori SHA 2.

Mulai dari SHA-224, SHA-384, SHA-512/224, hingga SHA-512/256. Sementara itu, SHA-512/256 ini adalah SHA 2 yang memiliki panjang hash 256 bit atau disebut SHA-256. Selain itu, penggunaan SHA 2 yang cukup populer yaitu SHA 256 bit. Bisa dikatakan bahwa SHA 2 dan SHA-256 merupakan satu dan tidak ada bedanya. 

Di mana, SHA-256 yang menjadi bagian dari SHA 2 berkaitan dengan algoritma hashing yang digunakan. Oleh karena itu, SHA-256 sebagai alternatif dari penggunaan SHA 2 dengan sistem yang tidak jauh berbeda. 

Pada dasarnya, sistem hash dengan jenis fungsi SHA-256 sendiri menjadi salah satu dari banyaknya fungsi hash. Selain itu, pemahaman mengenai SHA-256 ini bisa dikatakan cukup tinggi untuk mewujudkannya sehingga hal ini menjadi pemahaman dengan ilmu lebih tinggi. Terlepas dari hal tersebut, fungsi SHA-256 maupun jenis lainnya tetap berperan penting.

Dengan memahami SHA-256 dan jenis hash lainnya, tentu aktivitas menambang aset kripto akan lebih mudah dilakukan. Hal ini tentunya didukung dengan sejumlah perangkat mumpuni yang kamu gunakan untuk mining aset kripto. Akan tetapi, jika tidak ingin kerepotan menggunakan cara ini, maka kamu masih bisa menggunakan cara dengan membeli aset kripto melalui platform secara langsung.

Tentunya kamu bisa membeli aset kripto sesuai jumlah dana yang ingin diinvestasikan. Selain itu, kamu bisa memilih platform tersebut yang aman dan tepercaya. Salah satu platform yang dimaksud adalah aplikasi Ajaib Kripto. Ajaib Kripto sendiri dapat membantu kamu untuk berinvestasi di aset kripto secara aman dan mudah.

Apalagi tersedia pilihan aset kripto dengan prospek bagus di masa mendatang dengan terlebih dahulu melakukan analisa. Ditambah dengan informasi seputar kripto terkini yang bisa didapatkan melalui berita dan artikel di dalamnya. Jadi tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Kripto di smartphone kamu untuk mulai investasi aset kripto, sekarang.

Artikel Terkait