Berita, Investor Pro

Prediksi Pasar Aset Kripto di Tahun 2023

prediksi crypto 2023 dan prediksi harga bitcoin 2023

Tahun 2022 ini kita telah melalui pasang surut dalam industri crypto. Secara keseluruhan, sepanjang 2022 market kripto mengalami fase bearish di mana total kapitalisasi pasar aset kripto turun sekitar -66% dari tahun lalu. Bitcoin sebagai kripto dengan valuasi terbesar telah mengalami koreksi -75% dari harga tertingginya. Hal tersebut juga diikuti oleh mayoritas altcoin yang mengalami penurunan di tahun 2022.  

Faktor makro, seperti kenaikan suku bunga Federal Reserve AS, inflasi tinggi, pemutusan hubungan kerja, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat secara umum telah menyebabkan banyak ketidakpastian. Sementara itu, tekanan lain juga datang dari perusahaan di industri kripto yang mengalami kegagalan dalam mengelola bisnis kripto mereka seperti Luna, Celcius, Voyager Digital hingga yang terbaru yaitu kebangkrutan FTX.

Kondisi pasar yang sulit sebagian besar menjadi tantangan di tahun 2022 ini sepanjang tahun, tetapi itu tidak menghentikan crypto dari banyak pencapaian teknologi yang luar biasa. Salah satunya Ethereum yang melakukan peningkatan yang fenomenal yaitu “The Merge”.

Lantas, bagaimana prediksi crypto 2023 serta prediksi harga Bitcoin 2023? Simak selengkapnya di artikel ini!

Berikut beberapa prediksi pasar aset kripto di tahun 2023

Inflasi & Suku Bunga AS

Meningkatnya inflasi dan kenaikan suku bunga berdampak pada pasar crypto pada tahun 2022, menguras likuiditas dari pasar investasi secara keseluruhan. Namun, Tahun depan kita akan melihat bear market berpotensi selesai didorong dari sikap The Fed yang berpotensi akan menyudahi kenaikan suku bunga di bulan maret 2023.


Source: https://www.cmegroup.com/markets/interest-rates/cme-fedwatch-tool.html 

Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis point menjadi 4,50% (15/12/2022), ini merupakan suku bunga tertinggi sepanjang 15 tahun terakhir.

Menurut CME Watch Tools, Di tahun 2023 terdapat peluang sangat besar kenaikan suku bunga masih akan terjadi dengan proyeksi kenaikan suku bunga sebesar 0,25% pada dua FOMC meeting selanjutnya yang terjadi di tanggal 1 Februari dan 22 Maret mendatang dengan prediksi suku bunga menjadi 5,00%.

Selanjutnya, penurunan suku bunga diharapkan mulai di pertengahan 2023, dan begitu suku bunga mulai turun, lebih banyak likuiditas akan tersedia untuk memasuki pasar investasi lagi termasuk aset kripto. Namun, hal tersebut bergantung pada inflasi yang telah mencapai puncaknya di tahun ini dan akan diproyeksikan turun di tahun depan. 

Pembaruan Regulasi

Regulasi pasti menjadi perhatian utama untuk tahun 2023 melihat terdapat peristiwa buruk yang terjadi di industri aset kripto pada tahun 2022 dan peningkatan regulasi dalam hal melindungi konsumen.

Uni Eropa (UE) terlihat telah sudah membuat kemajuan melalui Markets-in-Crypto Assets Regulation (MiCA), yang menetapkan aturan untuk penerbit aset kripto dan entitas yang menyediakan layanan terkait di UE, serta untuk stablecoin dan jenis token lain yang relevan. Sedangkan, di AS kemungkinan juga akan melakukan peningkatan dalam hal regulasi di tahun 2023 pasca kebangkrutan FTX.

Di dalam negeri, menjelang menutup tahun 2022 DPR beserta jajaran pemerintah memutuskan untuk mengatur kebijakan dari aset keuangan digital termasuk aset kripto melalui RUU mengenai Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan atau P2SK.

RUU ini berhasil disahkan menjadi UU pada Kamis,15 Desember 2022. Dengan diberlakukannya UU P2SK, maka OJK selaku lembaga pengawas ditunjuk untuk mengawasi sektor keuangan secara menyeluruh meliputi perbankan, pasar modal, asuransi, FinTech, dana pensiun, transaksi kripto, dan koperasi.

Tingkat Adopsi Semakin Meningkat

Adopsi dari sisi institusi dan industri juga terjadi dengan sangat cepat di tahun 2022 ini, dimana kita telah melihat Disney, Starbucks, Adidas, dan banyak brand besar secara diam-diam merangkul blockchain. Selain itu, bank-bank besar juga menunjukkan minat yang meningkat di sektor ini seperti, Fidelity meluncurkan layanan kripto untuk investor, BlackRock bermitra dengan Coinbase untuk membawa akses kripto kepada klien institusionalnya dan Goldman Sachs membuat layanan data kripto.

Tahun 2023 kita akan melihat adopsi web3 dan teknologi akan semakin meningkat dengan tingkat penggunaan yang lebih luas. 

CBDC

Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) menjadi salah satu topik dan berita yang menjadi sorotan di tahun 2022, melihat beberapa negara telah melakukan inovasi yang terlihat sedang berjalan dengan baik oleh bank sentral dan pemerintah. Termasuk Indonesia dimana Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan Whitepaper Digital Rupiah.

Di 2023 kita kemungkinan akan melihat lebih banyak pengujian percontohan, studi kelayakan oleh bank sentral ke dalam kasus penggunaan dan potensi teknologi, dan kemungkinan penggunaannya CBDC terutama di bidang pembayaran lintas batas atau cross border payment 

Stablecoin

Di tahun 2023 stablecoin akan menemukan lebih banyak penggunaan di luar industri crypto, yang akan mendorong adopsi terutama di kalangan bisnis dan inovasi dalam Web3. Penelitian dan pengembangan blockchain pemerintah dan swasta akan berlanjut. Dikutip dari The Defiant, volume stablecoin telah mencapai rekor tertinggi US$7,4T pada tahun 2022 dimana lonjakan volume stablecoin melebihi MasterCard dan American Express

NFT 2.0

Non-Fungible Token atau NFT meledak di kancah crypto dalam waktu yang relatif singkat. Menurut Reuters, penjualan NFT untuk tahun 2021 mencapai $25 miliar. Namun, penjualan NFT proyeksi akan tumbuh menjadi $147 miliar pada tahun 2026. Tahun 2023 kita akan melihat era baru NFT atau NFT 2.0 yang akan menghadirkan pembaruan baru dan lebih banyak utilitas seperti kepemilikan bersama (shared ownership NFT) dan penyewaan NFT yang memungkinkan calon kolektor menyewakan aset melalui smart contract kepada individu lain dan akan dapat menjadi pendapatan pasif bagi pemilik NFT. 

DeFi 

Decentralized Finance, atau yang disingkat dengan DeFi, dianggap sebagai teknologi yang akan merevolusi industri keuangan. Bagaimana tidak, jika sebelumnya kita sangat bergantung kepada bank konvensional untuk menyimpan dana dan memfasilitasi kebutuhan transaksi keuangan, dengan DeFi semua itu bisa kita atur dan lakukan sendiri tanpa peran pihak ketiga atau institusi yang sifatnya terpusat. 

Source: https://defillama.com/dexs 

Perbaikan di sektor DeFi diproyeksikan semakin melesat di 2023, melihat pasar mulai melirik sektor DeFi pasca kasus yang terjadi pada centralized exchange seperti FTX. Berdasarkan data dari Defillama, volume penggunaan platform Decentralized Exchange (DEX) naik lebih dari 70% dari bulan Oktober ke November. 

Roadmap Ethereum di 2023

Pada 15 September 2022, Ethereum melakukan pencapaian luar biasa melalui The Merge, dengan transisi dari Proof of Work ke Proof of Stake. Selanjutnya, Ethereum Foundation telah merilis roadmap proyek Ethereum untuk 2023. 

Sebelumnya, CEO Ethereum, Vitalik Buterin memperkenalkan (5/11/2022) roadmap terbaru dari proyek Ethereum, yang bernama ‘The Scourge’. Artinya pembaruan Ethereum selanjutnya akan menjadi enam fase dari yang tadinya hanya lima fase.

Tahun 2023 ditetapkan sebagai tahun di mana Ethereum akan mengimplementasikan Sharding, sebuah langkah penting dalam meningkatkan skalabilitas kemampuan blockchain untuk menyimpan, mengakses data, serta peningkatan dalam pemrosesan transaksi. 

Perkiraan pada Maret 2023 Ethereum akan melakukan Shanghai Upgrade dalam Ethereum Improvement Proposal (EIP) 4895, yang akan memungkinkan validator untuk menarik ETH yang telah ditempatkan dari lapisan konsensus Beacon Chain setelah berhasil menyelesaikan Ethereum Merge pada 15 September 2022. 

Selain itu, peningkatan Ethereum selanjutnya dalam Ethereum Improvement Protocol (EIP-4844) akan melaksanakan upgrade Proto Danksharding yang kemungkinan terjadi Mei atau Juni 2023 dimana akan mengefisienkan data transaksi dan meningkatkan skalabilitas Layer-2 sehingga gas fee lebih murah pada Layer-2.

Prediksi Bitcoin 2023

Harga Bitcoin Cenderung Naik Menjelang Halving

Source: https://buybitcoinworldwide.com/halving/ 


Berdasarkan gambar diatas, garis biru vertikal menunjukkan tiga momen halving sebelumnya yang terjadi (28-11-2012, 9-7-2016, dan 11-5-2020). Dapat perhatikan bagaimana harga melonjak secara signifikan saat menjelang hingga pasca momen halving terjadi.

Bitcoin Halving merupakan peristiwa dimana jumlah hadiah mining satu blok Bitcoin akan dikurangi 50% dari halving sebelumnya. Pengurangan ini terjadi tiap Bitcoin memproduksi 210 ribu blok atau sekitar 4 tahun sekali dan akan berhenti saat mencapai batas maksimum 21 juta Bitcoin. 

Menurut Coingecko, Halving Bitcoin selanjutnya diprediksi terjadi pada bulan Mei 2024. Meskipun dijadwalkan pada tahun 2024, hal lain yang perlu diperhatikan adalah halving bitcoin berikutnya diproyeksikan kembali dapat meningkatkan partisipasi pasar pada tahun 2023.

Hal tersebut, dikombinasikan dengan penurunan penerbitan jumlah BTC karena hadiah blok yang berkurang, menciptakan unsur kelangkaan aset dan secara teoritis akan menciptakan kenaikan harga. Jika penerbitan BTC baru turun dan permintaan tetap kuat, maka harga berpotensi naik.

Historis Return Bitcoin 10 Tahun Terakhir

YearHarga Awal Tahun (US$)Harga Akhir Tahun (US$)Return (%)
20110.34.721,473
20124.7213.51186
201313.57585,507
2014758320-58
201532043035
2016430968125
201796813,8601,331
201813,8603,689-73
20193,6897,18495  
20207,18428,775301
202128,77546,22060
2022 YTD*46,22016,800-64

*Data terakhir diambil pada tanggal 27/12/2022

  • Juni 2011, Bitcoin naik signifikan dari US$0,3 ke US$29,60, sebelum ditutup di harga $4,72 di akhir tahun 2011.
  • Lonjakan selanjutnya mulai terjadi pada Juli 2013 dari US$68 hingga pada 3 Desember 2013 mencapai US$1.237, sebelum kembali ditutup turun di akhir tahun.
  • Nilai Bitcoin juga melesat tahun 2017 dari sekitar US$1.000 pada awal tahun jadi US$19.345 pada pertengahan Desember 2017, sebelum turun kembali di akhir tahun.
  • Tahun lalu, Bitcoin menyentuh all-time high di level US$69.000 pada 10 November 2022.


Jika diperhatikan, sejak 2011 – 2021 BTC akan mengalami koreksi di tahun selanjutnya setelah mengalami penguatan beruntun selama 3 tahun, contohnya BTC menguat dari tahun 2011-2013 lalu turun di tahun 2014 dan kembali menguat di tahun 2015 – 2017. Jika melihat koreksi tahun 2022 ini, berdasarkan historisnya BTC berpotensi menguat dari tahun 2023 hingga 2025. 

Apakah Harga Bitcoin Sudah Bottom?

Jika dilihat dari situasi makroekonomi yang belum kondusif dan pengaruh runtuhnya FTX yang menyebabkan kepanikan pasar aset kripto masih akan berlangsung di sepanjang Q1 2023. 

Bitcoin berpotensi masih belum mencapai titik terendah atau bottom nya saat ini, dimana potensi penurunan di Q1 2023 masih akan terjadi. Terlihat pergerakan BTC dalam time frame 1 minggu, BTC membentuk pola falling wedge dan berpotensi untuk breakout ke level US$18,150.

Namun, BTC juga berpotensi akan kembali terkoreksi menuju level support hingga membentuk lower low di area support trendline sekitar level US$14,000 jika tidak mampu breakout di area resistance trendline. 

Di Q3-Q4 2023 BTC berpotensi menguat di atas US$25,000 menyikapi potensi akumulasi menjelang terjadinya halving bitcoin tahun 2024.  (*Disclaimer on)

Disclaimer: Transaksi Aset Kripto mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Informasi yang terkandung dalam tulisan ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset dan analisis internal perusahaan secara seksama dengan sumber terpercaya dan tidak dipengaruhi dari pihak manapun. Tulisan ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi. Pengambilan keputusan dalam melakukan transaksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi Pengguna. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi

Artikel Terkait