XRP merupakan salah satu koin yang memiliki valuasi market yang besar dan awalnya diprediksi bisa melewati Cardano dan Binance dalam bursa perdagangan.
Namun, harapan ini pun ambyar, takala Ripple, Perusahaan induknya mengalami rentetan masalah hingga dibawa ke meja hijau.
Bagaimana hasil sidang XRP? Apa pengaruh hasil sidang XRP terhadap masa depannya? Simak ulasan berikut ini!
Awal Mula Kasus Sidang XPR
Untuk memudahkan dalam memahami awal mula kasus, kamu harus mengetahui gambaran besar dari XRP itu sendiri.
XRP atau Ripple coin merupakan koin yang dibuat oleh Ripple Labs Inc. yang merupakan perusahaan teknologi yang berperan sebagai platform pembayaran secara global.
Ripple Labs Inc. bersifat sentralisasi dan didirikan pada tahun 2012. Tujuan perusahaan ini adalah melakukan transaksi pembayaran antar negara, pertukaran mata uang fiat dan pengiriman uang.
XRP digunakan sebagai jembatan sekaligus yang mewakili berbagai jenis mata uang fiat yang digunakan untuk ditransaksikan.
XRP tidak menggantikan mata uang fiat tetapi hanya bertujuan untuk mempercepat proses pembayaran dalam hitungan detik dan menghapus biaya pertukaran antar mata uang.
Banyak yang menilai tujuan Ripple ini akan memudahkan para pengguna, namun tidak dalam pandangan SEC (Securities and Exchange Commission).
SEC merupakan otoritas perdagangan efek dan pasar modal di Amerika Serikat.
Pada 22 Desember 2020, SEC menggugat Ripple karena telah menjual dan memasarkan aset kripto yang tidak terdaftar. Inilah permulaan perjalanan panjang sidang XRP.
Dalam tuduhannya, XRP dianggap telah melakukan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar kepada investor di seluruh dunia sejak tahun 2013 dan telah mengumpulkan USD 1,3 miliar.
Awal tahun 2021, XPR sidang dengan SEC dibuka dengan bantahan bahwa XRP bukanlah sekuritas sehingga bukan merupakan kewenangan SEC.
Kasus Ripple vs SEC ini bahkan menyeret para petinggi Ripple saat ini, Brad Garlinghouse dan mantan pendirinya yaitu Christian Larsen.
Ada banyak bantahan dan tuntutan yang diajukan demi memenangkan kepentingannya masing-masing dalam fase pra pengadilan selama XRP sidang.
XRP mengajukan gugatan balik terhadap SEC dan menyebutkan bahwa SEC memiliki aturan yang membingungkan mengenai regulasi aset kripto.
Gugatan yang diajukan oleh SEC berisi 93 halaman dan Ripple menjawab setiap paragraf dari gugatan tersebut.
Sidang XRP vs SEC ini telah berlangsung selama 2 tahun dan belum menunjukkan adanya tanda akhir dari perseteruan ini.
Namun, sejumlah pendapat mengatakan bahwa tahun 2023 menjadi titik akhir dari sengketa panjang ini. Baik SEC maupun XRP telah mengikuti semua tahapan litigasi pada pengadilan AS.
Saat ini, keputusan masalah ini berada dalam tangan Analisa Torres, hakim Distrik Selatan New York.
Dampak Sidang XRP
Selama XRP sidang, hasilnya dianggap akan menjadi penentu perkembangan masa depan dari Ripple.
Hal ini terbukti sejak pengajuan gugatan pertama yang diajukan oleh SEC yang mengakibatkan koin XRP delisting dari beberapa bursa kripto.
Dan setiap tuntutan SEC dalam sidang XRP memberikan sentimen negatif terhadap koin. Ada 93 halaman dalam gugatan yang diajukan oleh SEC yang bisa diartikan adanya 93 statemen negatif.
Tentunya hal tersebut bukan hal yang menarik untuk didengarkan. Namun, dibalik itu, XRP menanggapi setiap paragraf dari gugatan yang diajukan.
Harga koin XRP akan melonjak setiap kali dalam sidang XRP, Ripple berhasil membantah gugatan yang diajukan oleh SEC.
Hal ini terbukti pada tahun 29 Januari 2021, pembelaan yang baik dilakukan dalam sidang XRP dan harga koin XRP melonjak 10%.
Selain pembelaan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga koin XRP, kasus ini juga membuat nama XRP menjadi dikenal oleh masyarakat.
Kendati demikian, ada sejumlah prediksi situasi yang muncul dari hasil XRP sidang, yaitu:
- XRP kalah sidang
Sidang XRP dengan SEC tidak boleh hanya dipandang sebagai pertarungan XRP sendiri, tetapi XRP menjadi wakil dari industri kripto melawan regulasi berlebihan dari SEC.
Hal ini dikarenakan regulasi berlebihan tersebut dapat diikuti oleh regulator lain di seluruh dunia.
Jika XRP kalah sidang, maka Sebagian besar koin yang diperdagangkan dalam platform di Amerika Serikat akan dianggap sebagai sekuritas.
Jika demikian, maka platform harus mendaftar ke SEC sebagai dealer broker. Hal ini tentu akan mengguncang bursa kripto yang mengusung konsep tanpa adanya lembaga pengawasan.
XRP kalah sidang akan memberikan sentimen negatif yang besar dan mengakibatkan turunnya semua koin dalam bursa kripto, terutama koin XRP sendiri.
2. XRP menang sidang
Jika Ripple berhasil memenangkan sidang, maka hal ini berdampak pada koin XRP dan menjadi kemenangan dalam komunitas kripto.
Putusan menjadi acuan yang menghalangi adanya regulasi yang berlebihan dan jadi dasar untuk melawan regulator di dunia.
Kredibilitas regulator akan menurun karena gagal dalam menemukan dasar hukum atas kebijakannya dan juga akan meredam kampanye pengetatan regulasi kripto.
Kemenangan Ripple akan meningkatkan harga koin XRP meningkat drastis. Sebagai gambaran saja, rekor ATH XRP sebesar US$3,4 yang dicapai pada tahun 2018.
Jika SEC tidak mengajukan gugatan pada tahun 2020, maka dalam bull market tahun 2021, koin XRP mungkin akan melewati ATHnya.
Nah, bayangkan jika XRP telah memenangkan pertempuran dan bersiap menyambut bull market berikutnya. Tentunya harga akan meroket to the moon.
3. SEC dan XRP sama-sama menang
Opsi ketiga ini mungkin saja muncul jika hakim mengabulkan sebagian dari tuntutan dari masing-masing pihak.
Dalam titik ini, putusan hakim terkesan mengambang dan tidak memberikan suatu kejelasan sehingga fase ini sama seperti semula yaitu sebelum SEC mengajukan gugatan.
Tentunya hasil putusan ini sangat memengaruhi harga koin XRP. Agar kamu tidak ketinggalan, download Aplikasi Ajaib Kripto yang memiliki fitur lengkap dan keamanan yang terjamin.Nah, tunggu apa lagi? Download sekarang!